Boyolali (ANTARA) - Relawan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang mengatasnamakan Cinta Kami Untuk Boyolali tidak ingin ada intimidasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Ketua relawan Muhammad Fajar Sidik di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan pada pesta rakyat tersebut seharusnya masyarakat dapat menyuarakan pendapat dan pandangan.
"Tidak ada intimidasi dan tidak ada hal yang ditakuti atau menghambat, sehingga masyarakat kembali berdemokrasi, tidak merasakan hal yang sewenang-wenang," katanya.
Ia juga berharap Pilkada 2024 menjadi momentum perubahan bagi Kabupaten Boyolali.
Ia mengklaim para relawan yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat Boyolali tersebut telah membulatkan tekat untuk bersinergi membangun Boyolali.
"Kita harus berpikir obyektif dan kritis agar Boyolali kembali tersenyum," katanya.
Dengan mengusung perubahan, dikatakannya, para relawan mendorong sosok Agus Irawan yang datang dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi calon Bupati Boyolali dalam kontestasi pilkada.
"Kami melihat sosok Agus Irawan dengan latar belakang ASN bisa melihat lebih detail perbaikan apa saja yang diperlukan di Boyolali. Selain itu, latar belakangnya sebagai pengusaha diharapkan bisa membawa komoditas UMKM seperti tembaga, kuningan, tembakau atau kopi Boyolali makin maju," katanya.
Sebelumnya, tiga partai politik, yakni Partai Gerindra, PKB, dan Golkar telah menandatangani kesepakatan untuk mengusung koalisi perubahan khususnya di Boyolali. Ia mengatakan hal itu mendasari relawan Cinta Kami untuk Boyolali untuk memberikan apresiasi dalam menjaga asa perubahan di Kota Susu itu.
Bahkan, sebagai pengingat belum lama ini pihaknya mengirimkan tiga karangan bunga yang bertuliskan apresiasi untuk menjaga asa perubahan di kabupaten Boyolali. Karangan bunga tersebut dikirimkan ke kantor DPC Partai Gerindra Boyolali, DPC PKB Boyolali, dan DPD Golkar Boyolali.
Ketua relawan Muhammad Fajar Sidik di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan pada pesta rakyat tersebut seharusnya masyarakat dapat menyuarakan pendapat dan pandangan.
"Tidak ada intimidasi dan tidak ada hal yang ditakuti atau menghambat, sehingga masyarakat kembali berdemokrasi, tidak merasakan hal yang sewenang-wenang," katanya.
Ia juga berharap Pilkada 2024 menjadi momentum perubahan bagi Kabupaten Boyolali.
Ia mengklaim para relawan yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat Boyolali tersebut telah membulatkan tekat untuk bersinergi membangun Boyolali.
"Kita harus berpikir obyektif dan kritis agar Boyolali kembali tersenyum," katanya.
Dengan mengusung perubahan, dikatakannya, para relawan mendorong sosok Agus Irawan yang datang dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi calon Bupati Boyolali dalam kontestasi pilkada.
"Kami melihat sosok Agus Irawan dengan latar belakang ASN bisa melihat lebih detail perbaikan apa saja yang diperlukan di Boyolali. Selain itu, latar belakangnya sebagai pengusaha diharapkan bisa membawa komoditas UMKM seperti tembaga, kuningan, tembakau atau kopi Boyolali makin maju," katanya.
Sebelumnya, tiga partai politik, yakni Partai Gerindra, PKB, dan Golkar telah menandatangani kesepakatan untuk mengusung koalisi perubahan khususnya di Boyolali. Ia mengatakan hal itu mendasari relawan Cinta Kami untuk Boyolali untuk memberikan apresiasi dalam menjaga asa perubahan di Kota Susu itu.
Bahkan, sebagai pengingat belum lama ini pihaknya mengirimkan tiga karangan bunga yang bertuliskan apresiasi untuk menjaga asa perubahan di kabupaten Boyolali. Karangan bunga tersebut dikirimkan ke kantor DPC Partai Gerindra Boyolali, DPC PKB Boyolali, dan DPD Golkar Boyolali.