Semarang (ANTARA) - "Saat itu saya diberi uang Rp2 juta untuk belanja kebutuhan keluarga sebulan. Sepeser pun pengeluaran, saya mencatatnya dan melaporkannya kepada bapak saat pulang tugas. Saya takut kalau saya tidak bisa mempertanggungjawabkannya dengan baik, maka saya catat dengan sangat detail setiap pengeluaran," cerita Arnaz Andrarasmara.

Lulusan S2 Magister Managemen Fakulas Ekonomi Undip ini berbagi pengalaman dengan menceritakan masa kecilnya yang terlatih mandiri, dipercaya bapaknya seorang tentara yang sering ditinggal tugas dinas, dan dirinya dipercaya mengelola keuangan belanja bulanan, sehingga membentuk pribadi yang disiplin. 

Hal itu disampaikan Arnaz, pengusaha muda Kota Semarang yang sukses berkarier sekaligus berhasil memimpin sejumlah organisasi seperti Kadin, KONI dan Baznas Kota Semarang di hadapan puluhan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Semarang pada sebuah talkshow yang mengangkat tema Ada Apa Dengan Semarang, di Semarang, Rabu (10/7/2024).

Dalam kesempatan tersebut Arnaz mengajak generasi z yang terbiasa kerja cerdas agar tidak meninggalkan kerja keras serta tidak sekadar mengantungkan kecerdasan dengan perangkat maupun aplikasi. Akan ditetapi juga harus diimbangi dengan kerja ulet dan mau berkeringat. 

Ia mencontohkan dalam membangun jaringan, meski sekarang sudah terdapat banyak sarana seperti handphone dan internet, akan tetapi perlu membangunnya dengan cara bersilaturahmi secara fisik. Kedekatan emosional tetap perlu dibangun karena kedekatan emosional tidak mudah dibentuk hanya dengan memanfaatkan gadget.

"Percayalah proses tidak akan mengingkari hasil, maka bekerjalah dengan keras, jangan takut berkeringat dalam menghadapi tantangan. Ibarat kita mendaki gunung jangan sampai kita belum sampai sudah terganggu dengan perasaan capek dan ketinggian. Apalagi takjub dengan keindahan alam yang lantas bisa menghentikan langkah kita. Kebahagiaan dalam pendakian itu bukan setelah bisa mencapai tujuan, melainkan menikmati prosesnya menaklukkan rintangan hingga berhasil mencapai puncak,” kata Arnaz.

Arnaz mengingatkan peran generasi z adalah sangat penting untuk membangun peradaban kota, termasuk Kota Semarang karena anak muda selalu akan menjadi leader dalam hal apa pun, semua akan ditentukan oleh anak mudanya. Oleh karena itu dibutuhkan anak muda yang memiliki kemampuan dan kreatifitas unggul.

Menurut Arnaz akuntabilitas sangat penting karena menyangkut kepercayaan dan dalam dunia bisnis maupun memimpin sebuah perusahaan maupun lembaga, kepercayaan, keterbukaan, dan transparansi adalah hal paling pokok dan penting. Hal itu juga tercermin dalam kepemimpinannya sebagai Ketua Baznas Kota Semarang.  Lembaga Amil Zakat yang dipimpinnya tingkat Kota Semarang ini berulangkali menyabet predikat terbaik tingkat Provinsi Jawa Tengah hingga Nasional.

Disinggung mahasiswa tentang pencalonannya sebagai calon wali kota Semarang, Arnaz mengungkapkan latar belakangnya untuk mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk Kota Semarang tercinta. Keponakan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ini maju karena merasa dirinya sudah selesai dengan urusan-urusan pribadi. 

“Anak-anak saya sudah besar dan bisa mandiri, usaha atau bisnis yang saya kelola juga sudah berjalan dengan baik, organisasi yang saya pimpin juga demikian, maka sekarang saya cukup punya waktu untuk memikirkan dan berbuat terbaik bagi Kota Semarang yang kita cintai ini,” katanya.

Arnaz mengaku akan menghidupkan simpul-simpul perekonomian rakyat. Masyarakat harus berdaya secara ekonomi dengan memanfaatkan event dan moment di kotanya, misalnya potensi pariwisata digarap lebih baik agar masyarakat akan terkena imbasnya. 

Arnaz juga cukup prihatin dengan penurunan status Bandara Jenderal A Yani yang semula Internasional kini menjadi bandara domestik. Akibatnya berdampak pada semua sektor pariwisata dan bisnis. 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024