Purwokerto (ANTARA) - Sebagian besar permasalahan rambut yang dialami masyarakat Indonesia, yaitu rambut rontok. Rambut rontok dapat disebabkan karena berbagai macam faktor, salah satunya karena penggunaan sampo dengan bahan sintetis.
Penggunaan bahan sintetis seringkali menimbulkan permasalahan kulit seperti iritasi, gatal, alergi, hingga eritema. Hal ini menyebabkan penggunaan produk herbal menjadi pilihan alternatif dalam mengatasi permasalahan rambut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibuatlah suatu produk powder serum sampo dari buah parijoto dan minyak bekatul dengan nama produk Medbran-Pro. Inovasi ini berawal dari program Kreativitas Mahasiswa di bidang Kewirausahaan (PKM-K).
Tim PKM-K ini diketuai Dianrina Fatiha Khairani dari Jurusan Farmasi angkatan 2022 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) serta beranggotakan Salsabila Zahra Ashari dari jurusan Farmasi angkatan 2022 Unsoed, Rintan Rahmawati dari jurusan Farmasi angkatan 2022 Unsoed, Marlina Kurniawati dari jurusan Agribisnis angkatan 2021 Unsoed, dan Novita Khusna Azizah dari jurusan Teknologi Pangan angkatan 2022 Unsoed serta dibimbing oleh Indah Setiawati, S.P., M.P. selaku dosen Agribisnis Unsoed.
Dianrina menjelaskan produk powder serum sampo Medbran-Pro merupakan sampo dengan kombinasi bahan aktif dari buah parijoto dan minyak bekatul yang berpotensi dalam mencegah kerontokan rambut.
Parijoto tumbuh secara liar di daerah hutan pegunungan pada ketinggian di atas 1000 mdpl seperti di Kabupaten Banyumas, khususnya daerah Baturraden, namun kurang dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
"Pemanfaatan buah parijoto sebagai bahan aktif powder sampo dapat menjadi peluang pasar baru yang dapat diperjualbelikan masyarakat. Selain itu bekatul masih dianggap remeh oleh sebagian besar masyarakat yang hanya dapat digunakan untuk pakan ternak. Namun, dengan ide dan kreativitas dapat lebih dimanfaatkan dan diolah menjadi produk yang sebelumnya mungkin belum sempat terpikirkan," jelasnya.
Baca juga: Sosiolog : Anak-anak belum bisa berpikir jauh atas risiko perbuatannya
Limbah bekatul padi dapat bernilai jual tinggi, salah satunya minyak bekatul. Upaya pemanfaatan minyak bekatul sebagai bahan baku sediaan rambut sangat jarang ditemukan.
Minyak bekatul atau minyak dedak padi mengandung asam lemak essensial, lemak jenuh, dan tak jenuh tunggal. Minyak bekatul mengandung asam lemak esensial yang kaya asam linoleat dan cukup banyak asam linolenat. Asam lemak esensial berperan dalam membangun jaringan kulit dan rambut, sedangkan buah parijoto mengandung flavonoid sebagai antioksidan dan berperan dalam mengatur pertumbuhan rambut.
Pengembangan dan pengujian produk dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed. Inovasi ini dikemas dalam kemasan yang menarik dan diperjualbelikan dengan harga terjangkau.
"Medbran-Pro telah dilakukan beberapa pengujian, di antaranya uji organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, uji iritasi pada kulit, uji kelarutan, dan washability," kata Dianrina.
Berdasarkan hasil uji, serbuk sampo Medbran-Pro memiliki aroma green tea dengan warna putih kekuningan. Hasil uji pH sebesar 6 yang berarti memenuhi syarat rentang pH 5,0-9.
Hasil Uji tinggi busa dengan melarutkan 1 gram serbuk dalam 10 mL aquades didapatkan angka sebesar 4 cm yang mana berarti memenuhi syarat tinggi busa sampo yang baik, yaitu pada rentang 1,3-22 cm.
Medbran Pro memiliki kadar air sebesar 5,882%, tidak menimbulkan iritasi kulit, terlarut sempurna, dan mudah dibilas. Berdasarkan parameter-parameter tersebut, Medbran-Pro dikatakan sebagai produk yang baik dan aman.
Baca juga: Akademisi: Singkatan nama program pemerintah jangan dibuat asal-asalan
Baca juga: Faperta Unsoed dan Kemendes PDTT bersinergi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
Penggunaan bahan sintetis seringkali menimbulkan permasalahan kulit seperti iritasi, gatal, alergi, hingga eritema. Hal ini menyebabkan penggunaan produk herbal menjadi pilihan alternatif dalam mengatasi permasalahan rambut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibuatlah suatu produk powder serum sampo dari buah parijoto dan minyak bekatul dengan nama produk Medbran-Pro. Inovasi ini berawal dari program Kreativitas Mahasiswa di bidang Kewirausahaan (PKM-K).
Tim PKM-K ini diketuai Dianrina Fatiha Khairani dari Jurusan Farmasi angkatan 2022 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) serta beranggotakan Salsabila Zahra Ashari dari jurusan Farmasi angkatan 2022 Unsoed, Rintan Rahmawati dari jurusan Farmasi angkatan 2022 Unsoed, Marlina Kurniawati dari jurusan Agribisnis angkatan 2021 Unsoed, dan Novita Khusna Azizah dari jurusan Teknologi Pangan angkatan 2022 Unsoed serta dibimbing oleh Indah Setiawati, S.P., M.P. selaku dosen Agribisnis Unsoed.
Dianrina menjelaskan produk powder serum sampo Medbran-Pro merupakan sampo dengan kombinasi bahan aktif dari buah parijoto dan minyak bekatul yang berpotensi dalam mencegah kerontokan rambut.
Parijoto tumbuh secara liar di daerah hutan pegunungan pada ketinggian di atas 1000 mdpl seperti di Kabupaten Banyumas, khususnya daerah Baturraden, namun kurang dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
"Pemanfaatan buah parijoto sebagai bahan aktif powder sampo dapat menjadi peluang pasar baru yang dapat diperjualbelikan masyarakat. Selain itu bekatul masih dianggap remeh oleh sebagian besar masyarakat yang hanya dapat digunakan untuk pakan ternak. Namun, dengan ide dan kreativitas dapat lebih dimanfaatkan dan diolah menjadi produk yang sebelumnya mungkin belum sempat terpikirkan," jelasnya.
Baca juga: Sosiolog : Anak-anak belum bisa berpikir jauh atas risiko perbuatannya
Limbah bekatul padi dapat bernilai jual tinggi, salah satunya minyak bekatul. Upaya pemanfaatan minyak bekatul sebagai bahan baku sediaan rambut sangat jarang ditemukan.
Minyak bekatul atau minyak dedak padi mengandung asam lemak essensial, lemak jenuh, dan tak jenuh tunggal. Minyak bekatul mengandung asam lemak esensial yang kaya asam linoleat dan cukup banyak asam linolenat. Asam lemak esensial berperan dalam membangun jaringan kulit dan rambut, sedangkan buah parijoto mengandung flavonoid sebagai antioksidan dan berperan dalam mengatur pertumbuhan rambut.
Pengembangan dan pengujian produk dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed. Inovasi ini dikemas dalam kemasan yang menarik dan diperjualbelikan dengan harga terjangkau.
"Medbran-Pro telah dilakukan beberapa pengujian, di antaranya uji organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, uji iritasi pada kulit, uji kelarutan, dan washability," kata Dianrina.
Berdasarkan hasil uji, serbuk sampo Medbran-Pro memiliki aroma green tea dengan warna putih kekuningan. Hasil uji pH sebesar 6 yang berarti memenuhi syarat rentang pH 5,0-9.
Hasil Uji tinggi busa dengan melarutkan 1 gram serbuk dalam 10 mL aquades didapatkan angka sebesar 4 cm yang mana berarti memenuhi syarat tinggi busa sampo yang baik, yaitu pada rentang 1,3-22 cm.
Medbran Pro memiliki kadar air sebesar 5,882%, tidak menimbulkan iritasi kulit, terlarut sempurna, dan mudah dibilas. Berdasarkan parameter-parameter tersebut, Medbran-Pro dikatakan sebagai produk yang baik dan aman.
Baca juga: Akademisi: Singkatan nama program pemerintah jangan dibuat asal-asalan
Baca juga: Faperta Unsoed dan Kemendes PDTT bersinergi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi