Semarang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah menyebutkan bahwa masih ada setidaknya 78 kursi kosong di SMA dan SMK negeri di wilayah tersebut dari hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah, di Semarang, Rabu, menyebutkan kekurangan kursi itu ada di satu SMA dan sisanya tersebar di beberapa SMK negeri di berbagai wilayah di Jateng.
Untuk yang SMA, kata dia, ada di SMAN 1 Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan yang kemungkinan disebabkan faktor geografis, yakni letak sekolah yang berada di daerah terpencil.
"Kalau SMA-nya itu dua kursi (kosong, red.) di SMAN 1 Petungkriyono, itu kan di 'pucuk' gunung. Kalau SMK-nya yang tersebar, sedang direkap karena laporan per masing-masing cabdin (cabang dinas)," katanya.
Seiring dengan masih adanya 78 kursi kosong di SMA dan SMK negeri, Uswatun sudah memberikan arahan kepada seluruh kepala sekolah untuk tidak menyalahgunakan jabatan demi mengisi kekosongan kursi.
Ia mengatakan bahwa Disdikbud Jateng akan melakukan sejumlah pengaturan dan koordinasi kepada berbagai pihak untuk mengantisipasi penyalahgunaan wewenang dari kepala sekolah bersangkutan.
"Atas kondisi ini (kursi kosong, red.), maka kepada para kepala sekolah telah kami pesankan untuk tidak menetapkan pengaturan secara mandiri guna menghindari potensi penyalahgunaan wewenang," katanya.
Diakuinya, kuota yang disediakan SMA/SMK negeri di Jateng pada PPDB tahun ini memang baru bisa menampung sekitar 41 persen dari jumlah lulusan SMP maupun madrasah tsanawiyah (MTs) yang ada.
Berdasarkan data, lulusan SMP/MTs sederajat di Jateng pada tahun ini sebanyak 541.073 siswa, sedangkan daya tampung hanya 221.859 kursi, yakni 117.851 kursi di 361 SMA dan 104.008 kursi di 234 SMK.
Untuk pendaftar PPDB SMA/SMK negeri Jateng 2024, calon peserta didik yang mengajukan akun ada 438.610 pendaftar, yang disetujui ada 324.487 peserta didik, sedangkan yang tidak verifikasi 4.169 orang.
Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah, di Semarang, Rabu, menyebutkan kekurangan kursi itu ada di satu SMA dan sisanya tersebar di beberapa SMK negeri di berbagai wilayah di Jateng.
Untuk yang SMA, kata dia, ada di SMAN 1 Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan yang kemungkinan disebabkan faktor geografis, yakni letak sekolah yang berada di daerah terpencil.
"Kalau SMA-nya itu dua kursi (kosong, red.) di SMAN 1 Petungkriyono, itu kan di 'pucuk' gunung. Kalau SMK-nya yang tersebar, sedang direkap karena laporan per masing-masing cabdin (cabang dinas)," katanya.
Seiring dengan masih adanya 78 kursi kosong di SMA dan SMK negeri, Uswatun sudah memberikan arahan kepada seluruh kepala sekolah untuk tidak menyalahgunakan jabatan demi mengisi kekosongan kursi.
Ia mengatakan bahwa Disdikbud Jateng akan melakukan sejumlah pengaturan dan koordinasi kepada berbagai pihak untuk mengantisipasi penyalahgunaan wewenang dari kepala sekolah bersangkutan.
"Atas kondisi ini (kursi kosong, red.), maka kepada para kepala sekolah telah kami pesankan untuk tidak menetapkan pengaturan secara mandiri guna menghindari potensi penyalahgunaan wewenang," katanya.
Diakuinya, kuota yang disediakan SMA/SMK negeri di Jateng pada PPDB tahun ini memang baru bisa menampung sekitar 41 persen dari jumlah lulusan SMP maupun madrasah tsanawiyah (MTs) yang ada.
Berdasarkan data, lulusan SMP/MTs sederajat di Jateng pada tahun ini sebanyak 541.073 siswa, sedangkan daya tampung hanya 221.859 kursi, yakni 117.851 kursi di 361 SMA dan 104.008 kursi di 234 SMK.
Untuk pendaftar PPDB SMA/SMK negeri Jateng 2024, calon peserta didik yang mengajukan akun ada 438.610 pendaftar, yang disetujui ada 324.487 peserta didik, sedangkan yang tidak verifikasi 4.169 orang.