Kudus (ANTARA) - Rumah Sakit Aisyiyah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi rujukan untuk pengobatan maupun terapi pasien yang mengalami kaki pengkor untuk bisa normal kembali, menyusul tingkat kesembuhannya cukup besar.
"RS Aisyiyah Kudus juga berkomitmen penuh dalam melayani pasien clubfoot atau kaki pengkor. Mulai dari tata laksana pelayanan pasien dengan kaki pengkor dari pendaftaran sampai dengan pasien dinyatakan selesai pengobatan," kata Direktur RS Aisyiyah Kudus Indah Rosiana saat peringatan Hari Kaki Pengkor Sedunia di Kudus, Minggu.
Penunjukan RS Aisyiyah Kudus oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, kata dia, karena jumlah pasiennya tertinggi di wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sedangkan usia pasien paling kecil yang pernah ditangani berusia lima bulan dan paling dewasa satu tahun tiga bulan.
Selain itu, lanjutnya, tingkat keberhasilan juga tinggi, sehingga ketika ada pasien yang mengalami kaki pengkor bisa dirujuk ke RS Aisyiyah Kudus untuk segera ditangani. Sedangkan pasien yang ditangani saat ini ada 11 orang.
"Hari Kaki Pengkor Sedunia merupakan perayaan internasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang kondisi kaki pengkor yang dialami oleh anak-anak. Dengan tema 'Mari Peduli Sesama untuk Langkah yang Seimbang', acara ini menyoroti pentingnya kesadaran dan penanganan dini terhadap kelainan bawaan lahir ini," ujarnya.
Menurutnya, dengan deteksi dini peluang sembuh jauh lebih besar ketimbang terlambat diketahui.
Adapun metode penanganan kaki pengkor yakni metode ponseti yang merupakan perawatan non-bedah yang mencakup manipulasi lembut pada kaki, diikuti dengan pemasangan gips dan penyangga sementara. Metode ini telah terbukti efektif mengoreksi kaki pengkor jika diterapkan sejak dini, idealnya mulai dari usia 0 hingga 4 tahun.
Sementara itu Tim Mentari Clubfoot MPKU PP Muhammadiyah Khansa Maria menyampaikan Mentari Clubfoot telah menunjuk lima rumah sakit mitra, termasuk RS PKU Muhammadiyah Jogja, RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, RSI Muhammadiyah Tegal, dan RS Aisyiyah Kudus.
"Mentari Clubfoot memberikan bantuan tata laksana perawatan anak dengan clubfoot dalam bentuk konsultasi dokter, pemasangan gips, operasi reparasi tendon (tenotomy), dan pemasangan sepatu khusus (brace) dengan metode ponseti. Selain itu Mentari Clubfoot juga memberikan bantuan untuk hal-hal yang tidak tercover oleh BPJS Kesehatan," ujarnya.
Adapun pelayanannya untuk pasien clubfoot meliputi berbagai langkah yang memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Layanan ini diberikan secara gratis, termasuk bagi pasien di luar Kudus yang dapat dirujuk dari daerah seperti Pati, Jepara, Demak, dan Grobogan.
"RS Aisyiyah Kudus juga berkomitmen penuh dalam melayani pasien clubfoot atau kaki pengkor. Mulai dari tata laksana pelayanan pasien dengan kaki pengkor dari pendaftaran sampai dengan pasien dinyatakan selesai pengobatan," kata Direktur RS Aisyiyah Kudus Indah Rosiana saat peringatan Hari Kaki Pengkor Sedunia di Kudus, Minggu.
Penunjukan RS Aisyiyah Kudus oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, kata dia, karena jumlah pasiennya tertinggi di wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sedangkan usia pasien paling kecil yang pernah ditangani berusia lima bulan dan paling dewasa satu tahun tiga bulan.
Selain itu, lanjutnya, tingkat keberhasilan juga tinggi, sehingga ketika ada pasien yang mengalami kaki pengkor bisa dirujuk ke RS Aisyiyah Kudus untuk segera ditangani. Sedangkan pasien yang ditangani saat ini ada 11 orang.
"Hari Kaki Pengkor Sedunia merupakan perayaan internasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang kondisi kaki pengkor yang dialami oleh anak-anak. Dengan tema 'Mari Peduli Sesama untuk Langkah yang Seimbang', acara ini menyoroti pentingnya kesadaran dan penanganan dini terhadap kelainan bawaan lahir ini," ujarnya.
Menurutnya, dengan deteksi dini peluang sembuh jauh lebih besar ketimbang terlambat diketahui.
Adapun metode penanganan kaki pengkor yakni metode ponseti yang merupakan perawatan non-bedah yang mencakup manipulasi lembut pada kaki, diikuti dengan pemasangan gips dan penyangga sementara. Metode ini telah terbukti efektif mengoreksi kaki pengkor jika diterapkan sejak dini, idealnya mulai dari usia 0 hingga 4 tahun.
Sementara itu Tim Mentari Clubfoot MPKU PP Muhammadiyah Khansa Maria menyampaikan Mentari Clubfoot telah menunjuk lima rumah sakit mitra, termasuk RS PKU Muhammadiyah Jogja, RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, RSI Muhammadiyah Tegal, dan RS Aisyiyah Kudus.
"Mentari Clubfoot memberikan bantuan tata laksana perawatan anak dengan clubfoot dalam bentuk konsultasi dokter, pemasangan gips, operasi reparasi tendon (tenotomy), dan pemasangan sepatu khusus (brace) dengan metode ponseti. Selain itu Mentari Clubfoot juga memberikan bantuan untuk hal-hal yang tidak tercover oleh BPJS Kesehatan," ujarnya.
Adapun pelayanannya untuk pasien clubfoot meliputi berbagai langkah yang memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Layanan ini diberikan secara gratis, termasuk bagi pasien di luar Kudus yang dapat dirujuk dari daerah seperti Pati, Jepara, Demak, dan Grobogan.