Semarang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang mengembangkan Taman Anggrek yang terletak Jalan Tapak Raya, Tugurejo, Tugu, Semarang, sebagai sarana edukasi bagi masyarakat
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kota Semarang Diah Supartiningtias, di Semarang, Minggu, mengakui bahwa anggrek merupakan salah satu jenis tanaman yang tergolong sulit dalam hal perawatan.
Namun, kata dia, jika memahami dan telaten dalam merawatnya maka tanaman tersebut bisa dengan mudah dibudidayakan.
"Taman anggrek ini akan kami rawat. Nantinya jika berhasil, secara bertahap kami akan edukasi ke masyarakat hingga tingkat kelurahan tentang bagaimana cara mudah merawat tanaman anggrek," katanya.
Menurut dia, budi daya anggrek merupakan sebuah peluang tersendiri yang bisa dikembangkan oleh masyarakat, mengingat tidak mudah membudidayakannya.
Dengan begitu, ia berharap nantinya bisa mengajak masyarakat membudidayakan tanaman anggrek sehingga bisa bernilai ekonomis.
Ke depan, kata dia, Taman Anggrek juga akan dikembangkan dengan menambah beberapa varietas keanekaragaman hayati lainnya.
Diah menjelaskan bahwa pengembangan Taman Anggrek itu sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.
"Rencana ke depan di taman anggrek, kami tambah tanaman lainnya. Namun, dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia di tahun 2024, kami mengembangkan anggrek dulu saja," katanya.
Seiring peringatan Hari Lingkungan Sedunia, ia berharap semua lapisan masyarakat bisa mengendalikan dan mengelola lingkungan hidup dari segala bentuk pencemaran, baik itu pencemaran udara, air, maupun tanah.
"Harapannya ekosistem akan terjaga, ke depannya lingkungan lebih sehat untuk warisan anak cucu kita nanti, " katanya.
Sedangkan untuk tantangan saat ini terkait kondisi lingkungan, Diah mengatakan tingkat kesadaran lingkungan dari para generasi muda sekarang ini masih rendah.
"Untuk itu kami mengajak masyarakat, terutama para generasi muda untuk meningkatkan kepedulian lingkungan, mulai dari dirinya sendiri hingga lingkungan sekitarnya," katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan DLH Kota Semarang juga akan lebih banyak turun ke masyarakat agar program kerja pemerintah terealisasi dengan baik.
"Jadi, kami akan tahu bahwa masyarakat sudah bisa melakukan komposting sampah, biopori hingga memilah sampah sehingga bisa mengurangi jumlah sampah di TPA Jatibarang," katanya.
Baca juga: Kisah sekelompok pemuda Boyolali majukan agroforestri di lereng Merapi
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kota Semarang Diah Supartiningtias, di Semarang, Minggu, mengakui bahwa anggrek merupakan salah satu jenis tanaman yang tergolong sulit dalam hal perawatan.
Namun, kata dia, jika memahami dan telaten dalam merawatnya maka tanaman tersebut bisa dengan mudah dibudidayakan.
"Taman anggrek ini akan kami rawat. Nantinya jika berhasil, secara bertahap kami akan edukasi ke masyarakat hingga tingkat kelurahan tentang bagaimana cara mudah merawat tanaman anggrek," katanya.
Menurut dia, budi daya anggrek merupakan sebuah peluang tersendiri yang bisa dikembangkan oleh masyarakat, mengingat tidak mudah membudidayakannya.
Dengan begitu, ia berharap nantinya bisa mengajak masyarakat membudidayakan tanaman anggrek sehingga bisa bernilai ekonomis.
Ke depan, kata dia, Taman Anggrek juga akan dikembangkan dengan menambah beberapa varietas keanekaragaman hayati lainnya.
Diah menjelaskan bahwa pengembangan Taman Anggrek itu sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.
"Rencana ke depan di taman anggrek, kami tambah tanaman lainnya. Namun, dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia di tahun 2024, kami mengembangkan anggrek dulu saja," katanya.
Seiring peringatan Hari Lingkungan Sedunia, ia berharap semua lapisan masyarakat bisa mengendalikan dan mengelola lingkungan hidup dari segala bentuk pencemaran, baik itu pencemaran udara, air, maupun tanah.
"Harapannya ekosistem akan terjaga, ke depannya lingkungan lebih sehat untuk warisan anak cucu kita nanti, " katanya.
Sedangkan untuk tantangan saat ini terkait kondisi lingkungan, Diah mengatakan tingkat kesadaran lingkungan dari para generasi muda sekarang ini masih rendah.
"Untuk itu kami mengajak masyarakat, terutama para generasi muda untuk meningkatkan kepedulian lingkungan, mulai dari dirinya sendiri hingga lingkungan sekitarnya," katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan DLH Kota Semarang juga akan lebih banyak turun ke masyarakat agar program kerja pemerintah terealisasi dengan baik.
"Jadi, kami akan tahu bahwa masyarakat sudah bisa melakukan komposting sampah, biopori hingga memilah sampah sehingga bisa mengurangi jumlah sampah di TPA Jatibarang," katanya.
Baca juga: Kisah sekelompok pemuda Boyolali majukan agroforestri di lereng Merapi