Purwokerto (ANTARA) - Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Banyumas Irianto mengatakan okupansi hotel di Banyumas, Jawa Tengah,meningkat berkat berbagai kegiatan besar yang digelar selama Mei 2024.

"Kalau di Banyumas ada segmentasi tamu hotel, yakni tamu hotel di Purwokerto dan tamu hotel di Baturraden," kata Irianto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Ia mengakui Pemerintah Kabupaten Banyumas maupun sektor swasta telah menggelar berbagai kegiatan besar selama Mei 2024, tapi  sebagian besar kegiatan itu digelar di Purwokerto dan hanya beberapa kegiatan yang diselenggarakan di Baturraden.

Ia mengatakan peningkatan hunian atau okupansi hotel lebih banyak dirasakan oleh hotel-hotel yang ada di Purwokerto terutama hotel bintang.

"Alhamdulillah hotel-hotel di Purwokerto ada peningkatan okupansi sekitar 30 persen, yakni dari biasanya di kisaran 50-60 persen menjadi 80-90 persen," katanya.

Sementara itu untuk hotel-hotel di Baturraden, kata dia, peningkatan yang cukup signifikan terjadi saat penyelenggaraan Jazz Gunung Slamet karena mencapai kisaran 30 persen.

Dalam hal ini, lanjut dia, tingkat hunian hotel di Baturraden pada akhir pekan rata-rata 40 persen namun saat penyelenggaraan pergelaran musik jaz tersebut menjadi 70 persen.

"Oleh karena itu, kami berharap Pemkab Banyumas maupun pihak swasta untuk bisa lebih banyak menggelar kegiatan di Baturraden karena selain dapat sebagai ajang promosi wisata, juga bisa meningkatkan okupansi hotel di kawasan wisata itu," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui hotel-hotel di Banyumas khususnya yang berada di Baturraden turut terdampak larangan kegiatan tur studi yang dikeluarkan sejumlah pemerintah daerah setelah adanya kecelakaan bus yang membawa rombongan pelajar di Subang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, beberapa sekolah yang berencana menggelar kegiatan tur studi di Kabupaten Banyumas khususnya Baturraden membatalkan rencana kegiatannya.

"Padahal biasanya Baturraden ramai dikunjungi anak-anak sekolah dari wilayah Jawa Barat maupun Jakarta," katanya.

Selain larangan kegiatan tur studi yang dikeluarkan sejumlah pemda, kata dia, sekolah-sekolah di Banyumas juga banyak yang membatalkan rencana penyelenggaraan acara perpisahan atau wisuda di hotel maupun restoran.

Menurut dia, pihak sekolah membatalkan pemesanan tempat kegiatan setelah ada imbauan untuk tidak menyelenggarakan kegiatan wisuda atau perpisahan di hotel maupun restoran.

"Padahal itu cuma imbauan, bukan larangan, tapi banyak sekolah yang sudah booking tempat, akhirnya membatalkan rencana kegiatan tersebut," kata Irianto.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro menilai geliat pariwisata di Kabupaten Banyumas mulai tumbuh dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan di wilayah itu.

Bahkan, kata dia, okupansi hotel di Banyumas turut mengalami peningkatan berkat adanya berbagai kegiatan besar yang diselenggarakan selama bulan Mei seperti Purwokerto Half Marathon dan Tour of Baturraden.

Ia mengharapkan dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemkab Banyumas tersebut, tingkat okupansi hotel di Banyumas yang sebelumnya 35 persen bisa naik di atas 50 persen.

Selain Purwokerto Half Marathon dan Tour of Baturraden, lanjut dia, kegiatan Sirkuit Bulutangkis Nasional (Sirnas) Bulu Tangkis yang digelar di Purwokerto juga turut mendongkrak tingkat hunian hotel di Banyumas.

"Bahkan, hotel-hotel di Baturraden penuh semua. Sirkuit Nasional kemarin pesertanya 1.000 orang, anggap saja dikalikan 3 karena biasanya orang tua dan official ikut, termasuk kemarin Tour of Baturraden pesertanya 300 orang, tetapi mereka membawa keluarga, official, dan kru sehingga pasti jumlahnya ribuan yang bermalam di Banyumas," kata Pj Bupati.

Baca juga: Pemkot Pekalongan pastikan dua investor bangun hotel berbintang

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024