Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan kekeringan untuk bijak dan hemat dalam menggunakan air, khususnya air bersih.
"Hal ini sebagai upaya agar ketersediaan air bersih tetap terjaga, sehingga ketika bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Cilacap belum tiba, warga masih memiliki persediaan air bersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Jumat.
Bahkan jika diperlukan, kata dia, bagi warga yang sumurnya masih mengeluarkan air layak konsumsi diimbau untuk menyimpannya dalam tandon-tandon air sebagai persediaan ketika sumur mengering atau terintrusi air laut.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, wilayah Kabupaten Cilacap saat sekarang telah memasuki musim kemarau.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Cilacap hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, sebanyak 3 tangki dan Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, sebanyak 1 tangki.
"Bantuan air bersih tersebut telah disalurkan pada tanggal 21 Mei 2024 dan hingga saat ini belum ada pendistribusian bantuan air bersih lagi karena belum ada permohonan bantuan dari pemerintah desa," katanya.
Kendati demikian, Budi mengatakan pihaknya siap menyalurkan bantuan air bersih untuk membantu masyarakat yang terdampak kekeringan berapapun kebutuhannya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa yang rawan kekeringan pada musim kemarau.
"Desa-desa yang rawan kekeringan itu tersebar di 20 kecamatan, antara lain Kawunganten, Bantarsari, dan Patimuan. Semoga musim kemarau tahun ini tidak panjang, sehingga jumlah desa yang terdampak kekeringan tidak terlalu banyak seperti tahun lalu," katanya di Cilacap, Jumat (3/5).
Dalam hal ini, kata dia, BPBD Kabupaten Cilacap pada musim kemarau tahun 2023 mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1.843 tangki atau setara dengan 9.215.000 liter untuk 19.024 keluarga yang terdiri atas 57.642 jiwa di 86 desa dari 20 kecamatan.
Kendati demikian, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui APBD tahun 2024 telah mengalokasikan anggaran senilai Rp200 juta untuk penyaluran bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
"Jika ternyata anggaran tersebut tidak mencukupi, kami akan mengajak perusahaan-perusahaan untuk ikut serta menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Bayu.*
Baca juga: Cegah longsor, BPBD Temanggung galakkan tanam rumput vetiver
"Hal ini sebagai upaya agar ketersediaan air bersih tetap terjaga, sehingga ketika bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Cilacap belum tiba, warga masih memiliki persediaan air bersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Jumat.
Bahkan jika diperlukan, kata dia, bagi warga yang sumurnya masih mengeluarkan air layak konsumsi diimbau untuk menyimpannya dalam tandon-tandon air sebagai persediaan ketika sumur mengering atau terintrusi air laut.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, wilayah Kabupaten Cilacap saat sekarang telah memasuki musim kemarau.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Cilacap hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, sebanyak 3 tangki dan Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, sebanyak 1 tangki.
"Bantuan air bersih tersebut telah disalurkan pada tanggal 21 Mei 2024 dan hingga saat ini belum ada pendistribusian bantuan air bersih lagi karena belum ada permohonan bantuan dari pemerintah desa," katanya.
Kendati demikian, Budi mengatakan pihaknya siap menyalurkan bantuan air bersih untuk membantu masyarakat yang terdampak kekeringan berapapun kebutuhannya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa yang rawan kekeringan pada musim kemarau.
"Desa-desa yang rawan kekeringan itu tersebar di 20 kecamatan, antara lain Kawunganten, Bantarsari, dan Patimuan. Semoga musim kemarau tahun ini tidak panjang, sehingga jumlah desa yang terdampak kekeringan tidak terlalu banyak seperti tahun lalu," katanya di Cilacap, Jumat (3/5).
Dalam hal ini, kata dia, BPBD Kabupaten Cilacap pada musim kemarau tahun 2023 mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1.843 tangki atau setara dengan 9.215.000 liter untuk 19.024 keluarga yang terdiri atas 57.642 jiwa di 86 desa dari 20 kecamatan.
Kendati demikian, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui APBD tahun 2024 telah mengalokasikan anggaran senilai Rp200 juta untuk penyaluran bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
"Jika ternyata anggaran tersebut tidak mencukupi, kami akan mengajak perusahaan-perusahaan untuk ikut serta menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Bayu.*
Baca juga: Cegah longsor, BPBD Temanggung galakkan tanam rumput vetiver