Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengharapkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, terus berkembang, berdaya saing dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

"Setiap bulan, saya bersama Pak Wakil Bupati dan Pak Ketua DPRD selalu turun ke bawah. Salah satu kegiatannya adalah Roadshow Pemulihan Ekonomi untuk memahami permasalahan-permasalahan para pelaku UMKM di lapangan," kata Bupati Purbalingga dalam kegiatan Roadshow Pemulihan Ekonomi yang digelar di Lapangan SMPN 1 Pengadegan Purbalingga, Selasa.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Purbalingga memiliki perhatian besar terhadap pemberdayaan ekonomi lokal, sehingga berbagai program telah diluncurkan seperti bantuan permodalan, pelatihan, bantuan peralatan dan fasilitasi pemasaran hingga sertifikasi produk halal.

Oleh karena itu, kata dia, bantuan kepada UMKM yang telah digelontorkan oleh pemerintah daerah tersebut diharapkan betul-betul bisa memberikan manfaat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Purbalingga.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga memperkenalkan sejumlah produk UMKM unggulan Kecamatan Pengadegan, salah satunya aneka hasil kerajinan berbahan benang antih dari Desa Tumanggal yang dikenal sebagai pusat produksi benang antih dan kain tenun Tumanggal.

"Di Bali, banyak produk kerajinan dari benang antih dan di sana biasanya dijual dengan harga yang mahal. Saya titip Bapak Kades Tumanggal agar kerajinan benang antihan ini untuk terus bisa di-support dan dikembangkan," katanya.

Salah seorang pelaku UMKM Desa Tumanggal, Astuti mengatakan produk kain tenun Tumanggal saat sekarang telah merambah pasar internasional khususnya Amerika Serikat dan Kanada.

"Pemasarannya alhamdulillah sudah ke luar negeri, Amerika dan Kanada. Kami juga sering mengikuti fashion show di luar daerah," katanya.

Dia mengatakan bahan kain tenun Tumanggal memiliki tekstur yang unik serta masih diproduksi secara tradisional, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Saat ini, kata dia, kain tenun Tumanggal dikreasikan menjadi berbagai produk kerajinan seperti bantal, tempat tisu, selimut, dan taplak.

"Kami memproduksi benang antih sendiri dari kapas yang dipintal dengan alat tradisional yang disebut jantra. Kami memberdayakan wanita-wanita paruh baya untuk membuat benangnya, kemudian mengolahnya menjadi berbagai macam produk," kata Astuti.

Baca juga: Kamar Entrepreneur Indonesia, perkuat ekosistem UMKM

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024