Purwokerto (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memantau perkembangan kenaikan harga dan ketersediaan kedelai impor di wilayahnya.
Sekretaris Dinperindag Kabupaten Banyumas Gatot Eko Purwadi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin, mengakui rata-rata harga kedelai impor di sejumlah pasar tradisional saat ini mengalami kenaikan dari Rp11.600 per kilogram menjadi Rp12.460 per kilogram.
"Dari sisi kenaikan, sebenarnya enggak terlalu tinggi," katanya.
Akan tetapi, dalam perkembangannya, kata dia, produk turunan dari kedelai khususnya tahu dan tempe saat sekarang mengalami kenaikan.
Ia mengatakan data Sistem Informasi Harga Kebutuhan Pokok Banyumas (Sigaokmas), harga rata-rata tempe bungkus saat ini Rp13.400 per kilogram atau naik dari sebelumnya yang sebesar Rp12.857 per kilogram.
Sementara untuk harga rata-rata tahu putih atau mentah, kata dia, saat ini sebesar Rp14.100 per kilogram atau naik dari sebelumnya yang sebesar Rp13.429 per kilogram.
"Perajin tahu dan tempe di Banyumas sangat tergantung pada kedelai impor, mereka enggak mau pakai kedelai lokal. Namun, biasanya kalau ada kenaikan harga kedelai impor, harga tahu dan tempe tidak serta merta mengalami kenaikan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan melakukan penelusuran ke pedagang maupun perajin tahu dan tempe untuk mencari informasi faktor penyebab kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan Dinperindag Kabupaten Banyumas ke sejumlah distributor kedelai impor, ketersediaan stok komoditas tersebut dalam posisi aman.
"Kemarin saat kami mengecek ke distributor di Karanglewas diketahui permintaan kedelai impor rata-rata berkisar 1.000-2.000 kilogram per hari, sedangkan stok yang dimiliki distributor rata-rata berkisar 5.000-7.000 kilogram per minggu. Demikian pula dengan distributor lainnya seperti yang berada di Karangklesem," katanya.
Bahkan, kata Gatot, distributor menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kedelai impor berapa pun kebutuhan perajin tahu dan tempe.
Baca juga: Banyumas targetkan luas tanam kedelai 2.000 hektare
Sekretaris Dinperindag Kabupaten Banyumas Gatot Eko Purwadi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin, mengakui rata-rata harga kedelai impor di sejumlah pasar tradisional saat ini mengalami kenaikan dari Rp11.600 per kilogram menjadi Rp12.460 per kilogram.
"Dari sisi kenaikan, sebenarnya enggak terlalu tinggi," katanya.
Akan tetapi, dalam perkembangannya, kata dia, produk turunan dari kedelai khususnya tahu dan tempe saat sekarang mengalami kenaikan.
Ia mengatakan data Sistem Informasi Harga Kebutuhan Pokok Banyumas (Sigaokmas), harga rata-rata tempe bungkus saat ini Rp13.400 per kilogram atau naik dari sebelumnya yang sebesar Rp12.857 per kilogram.
Sementara untuk harga rata-rata tahu putih atau mentah, kata dia, saat ini sebesar Rp14.100 per kilogram atau naik dari sebelumnya yang sebesar Rp13.429 per kilogram.
"Perajin tahu dan tempe di Banyumas sangat tergantung pada kedelai impor, mereka enggak mau pakai kedelai lokal. Namun, biasanya kalau ada kenaikan harga kedelai impor, harga tahu dan tempe tidak serta merta mengalami kenaikan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan melakukan penelusuran ke pedagang maupun perajin tahu dan tempe untuk mencari informasi faktor penyebab kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan Dinperindag Kabupaten Banyumas ke sejumlah distributor kedelai impor, ketersediaan stok komoditas tersebut dalam posisi aman.
"Kemarin saat kami mengecek ke distributor di Karanglewas diketahui permintaan kedelai impor rata-rata berkisar 1.000-2.000 kilogram per hari, sedangkan stok yang dimiliki distributor rata-rata berkisar 5.000-7.000 kilogram per minggu. Demikian pula dengan distributor lainnya seperti yang berada di Karangklesem," katanya.
Bahkan, kata Gatot, distributor menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kedelai impor berapa pun kebutuhan perajin tahu dan tempe.
Baca juga: Banyumas targetkan luas tanam kedelai 2.000 hektare