Solo (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat membawa produk unggulan berupa tenun dan anyaman pada pelaksanaan Expo Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada peringatan HUT ke-44 Dekranas di Solo, Jawa Tengah
Staf Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat Shah Khumainy di Solo, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan kain khas Kalimantan Barat yang ditampilkan di acara tersebut seperti songket dan tenun ikat.
"Di Kalimantan ada dua suku besar, Melayu dan Dayak. Kerajinannya ada tenun dan anyaman, seperti tenun ini ada banyak pilihan," katanya.
Ia mengatakan untuk produk lain yang juga banyak peminatnya adalah tikar senggang yang terbuat dari bahan baku rotan.
Menurut dia, keunggulan dari tikar senggang tersebut dibandingkan dengan tikar dari daerah lain adalah ketika makin lama dipakai maka warna akan berubah dari cokelat muda menjadi cokelat tua.
"Warnanya jadi cantik sekali. Kalau yang kami bawa ini masih muda. Bukan hanya dijadikan sebagai alas duduk atau alas baring, tapi bisa juga home decore kemudian dikasih pigura," katanya.
Selain itu, yang juga menjadi keunggulan adalah tikar tersebut mempertahankan motif turunan warisan leluhur.
"Kami ada motif Dayak, motifnya ini cukup tua, jadi istimewa. Kemarin kami bawa yang warna cokelat harga Rp1 juta, sudah langsung laku," katanya.
Meski demikian, untuk produk ini mulai mengalami krisis pengrajin.
"Saat ini tinggal satu pengrajin di Desa Melawi. Produk ini pernah jadi best product Ina Craft 2023," katanya.
Produk lain yang juga dibawa adalah tas anyaman yang siap pakai. Bahkan, tas anyaman ini banyak diminati oleh para pengunjung expo.
"Respon pasar luar biasa, terutama untuk produk keranjang dan tikar," katanya.
Staf Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat Shah Khumainy di Solo, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan kain khas Kalimantan Barat yang ditampilkan di acara tersebut seperti songket dan tenun ikat.
"Di Kalimantan ada dua suku besar, Melayu dan Dayak. Kerajinannya ada tenun dan anyaman, seperti tenun ini ada banyak pilihan," katanya.
Ia mengatakan untuk produk lain yang juga banyak peminatnya adalah tikar senggang yang terbuat dari bahan baku rotan.
Menurut dia, keunggulan dari tikar senggang tersebut dibandingkan dengan tikar dari daerah lain adalah ketika makin lama dipakai maka warna akan berubah dari cokelat muda menjadi cokelat tua.
"Warnanya jadi cantik sekali. Kalau yang kami bawa ini masih muda. Bukan hanya dijadikan sebagai alas duduk atau alas baring, tapi bisa juga home decore kemudian dikasih pigura," katanya.
Selain itu, yang juga menjadi keunggulan adalah tikar tersebut mempertahankan motif turunan warisan leluhur.
"Kami ada motif Dayak, motifnya ini cukup tua, jadi istimewa. Kemarin kami bawa yang warna cokelat harga Rp1 juta, sudah langsung laku," katanya.
Meski demikian, untuk produk ini mulai mengalami krisis pengrajin.
"Saat ini tinggal satu pengrajin di Desa Melawi. Produk ini pernah jadi best product Ina Craft 2023," katanya.
Produk lain yang juga dibawa adalah tas anyaman yang siap pakai. Bahkan, tas anyaman ini banyak diminati oleh para pengunjung expo.
"Respon pasar luar biasa, terutama untuk produk keranjang dan tikar," katanya.