Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak jajaran TNI membantu program penanganan dan pencegahan banjir melalui program TNI Manungal Membangun Desa (TMMD).
"Ini sudah musim kemarau, justru itu yang sekarang bisa melihat titik mana yang diperlukan penanganan. Ini preventif ya," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka program TMMD di Lapangan Agro Kencono, Gayamsari, Semarang, yang selama ini termasuk wilayah kecamatan di Kota Atlas yang langganan banjir.
Diakuinya, saluran-saluran air memang sudah secara rutin dibersihkan, tetapi kondisi habitatnya memang menyebabkan eceng gondok tumbuh subur sehingga perlu terus dibersihkan.
"Sehingga penanganan bisa merata di seluruh kota, khusus di wilayah Timur. Karena memang sungai-sungai ini kan cepat sekali sedimennya tinggi, dan juga masalah distribusi air ke Sungai Tenggang," katanya.
Ita juga telah meminta kepada komandan satgas TMMD, yakni Dandim 0733 Semarang Letnan Kolonel Kav Indarto untuk memerintahkan jajarannya melakukan pemeriksaan infrastruktur, seperti drainase dan bantaran sungai.
Menurut dia, upaya-upaya preventif memang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak banjir yang tidak diinginkan, khususnya di Semarang bagian timur yang selama ini kerap diterjang banjir.
Ia meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang untuk intens berkoordinasi dengan TNI mendeteksi hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya genangan air, seperti pembangunan drainase yang masih tertutup.
"Seperti kemarin kami temukan di Tenggang bagian Gebanganom, Waru, dan sebagainya. Dan tadi saya barusan turun, bisa melihat terkait dengan distribusi jalur air. Nah ini yang justru sekarang upaya preventif perlu dilakukan untuk menyiapkan penanganan musim hujan ke depan," katanya.
Saat ini, kata dia, penanganan banjir di wilayah Semarang bagian Timur sedang berproses dengan dilaksanakannya normalisasi Sungai Tenggang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kami dari Pemda juga tidak diam tapi, bagian kewenangan harus mulai deteksi. Mulai kami inventarisir sehingga saat musim hujan tidak seperti yang lalu," katanya.
Selain penanganan banjir, TMMD juga menyasar pemberdayaan manusia dan juga pelatihan-pelatihan kepada warga, termasuk ketahanan pangan yang kini menjadi prioritas nasional.
Sementara itu, Dandim 0733 Semarang Letkol Kav Indarto memastikan bakal terus bersinergi dengan Pemkot Semarang dalam menjalankan program-programnya. dan berharap bisa terlaksana baik sehingga dampaknya bisa dirasakan secara langsung.
"Diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif di wilayah Semarang bagian timur. Kami mencoba mencari solusi mengurangi dampak saat banjir. Tak hanya soal banjir, tapi pembangunan infrastruktur yang menyasar permukiman masyarakat kurang mampu," pungkasnya.
"Ini sudah musim kemarau, justru itu yang sekarang bisa melihat titik mana yang diperlukan penanganan. Ini preventif ya," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka program TMMD di Lapangan Agro Kencono, Gayamsari, Semarang, yang selama ini termasuk wilayah kecamatan di Kota Atlas yang langganan banjir.
Diakuinya, saluran-saluran air memang sudah secara rutin dibersihkan, tetapi kondisi habitatnya memang menyebabkan eceng gondok tumbuh subur sehingga perlu terus dibersihkan.
"Sehingga penanganan bisa merata di seluruh kota, khusus di wilayah Timur. Karena memang sungai-sungai ini kan cepat sekali sedimennya tinggi, dan juga masalah distribusi air ke Sungai Tenggang," katanya.
Ita juga telah meminta kepada komandan satgas TMMD, yakni Dandim 0733 Semarang Letnan Kolonel Kav Indarto untuk memerintahkan jajarannya melakukan pemeriksaan infrastruktur, seperti drainase dan bantaran sungai.
Menurut dia, upaya-upaya preventif memang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak banjir yang tidak diinginkan, khususnya di Semarang bagian timur yang selama ini kerap diterjang banjir.
Ia meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang untuk intens berkoordinasi dengan TNI mendeteksi hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya genangan air, seperti pembangunan drainase yang masih tertutup.
"Seperti kemarin kami temukan di Tenggang bagian Gebanganom, Waru, dan sebagainya. Dan tadi saya barusan turun, bisa melihat terkait dengan distribusi jalur air. Nah ini yang justru sekarang upaya preventif perlu dilakukan untuk menyiapkan penanganan musim hujan ke depan," katanya.
Saat ini, kata dia, penanganan banjir di wilayah Semarang bagian Timur sedang berproses dengan dilaksanakannya normalisasi Sungai Tenggang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kami dari Pemda juga tidak diam tapi, bagian kewenangan harus mulai deteksi. Mulai kami inventarisir sehingga saat musim hujan tidak seperti yang lalu," katanya.
Selain penanganan banjir, TMMD juga menyasar pemberdayaan manusia dan juga pelatihan-pelatihan kepada warga, termasuk ketahanan pangan yang kini menjadi prioritas nasional.
Sementara itu, Dandim 0733 Semarang Letkol Kav Indarto memastikan bakal terus bersinergi dengan Pemkot Semarang dalam menjalankan program-programnya. dan berharap bisa terlaksana baik sehingga dampaknya bisa dirasakan secara langsung.
"Diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif di wilayah Semarang bagian timur. Kami mencoba mencari solusi mengurangi dampak saat banjir. Tak hanya soal banjir, tapi pembangunan infrastruktur yang menyasar permukiman masyarakat kurang mampu," pungkasnya.