Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak anak-anak muda untuk ikut menjaga ketahanan pangan dengan berinovasi makanan berbahan dasar produk lokal.
"Hari ini penutupan Semarang Introducing Market (SIM) sekaligus penyerahan hadiah dari Jagoan Kita untuk Kita Tani Muda dan juga ada lomba masak menu pendamping beras dengan bahan dasar ubi," kata Ita, sapaan akrabnya, di Semarang, Minggu.
Upaya untuk mendorong anak-anak muda tersebut, salah satunya adalah dengan menggelar lomba masak berbahan dasar ubi sebagai makanan pendamping beras.
Lomba digelar bersamaan dengan penutupan Semarang Introducing Market 2024 di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.
Bahkan, ia terkesan dengan kreativitas anak-anak muda dalam mengolah dan memodifikasi produk hasil pangan lokal menjadi makanan yang lezat dan sehat.
"Ini merupakan salah satu bagian dari upaya menanamkan cinta produk atau hasil lokal, sekaligus berkarya menjaga ketahanan pangan dengan berbagai inovasi," katanya.
Ia yakin anak muda memiliki segudang inovasi untuk mengolah dan menjaga ketahanan pangan Indonesia, khususnya Kota Semarang, serta berhasil menunjukkan hasil karya masakannya melalui lomba tersebut.
Salah satunya ubi yang merupakan bahan dasar lokal, kata dia, ternyata bisa dimodifikasi menjadi beragam makanan lezat dan bergizi.
"Saya terkesan dengan anak-anak muda ini. Sangat luar biasa, karyanya sudah melebihi kami. Dengan bahan dasar lokal, seperti ubi, tapi diolah menjadi aneka makanan dengan 'platting' dan penyajian yang luar biasa," sebutnya.
Tak hanya itu saja, kata dia, ada pula penghargaan Kita Tani Muda yang juga menunjukkan inovasi dari para anak muda dalam bidang pertanian, dan pemenangnya ditarik perusahaan besar nasional.
"Tadi saya ketemu dengan founder Jagoan Kita dan menyampaikan bahwa pemenang sudah ditarik oleh salah satu perusahaan besar nasional di pusat. Tentunya, kami mendorong anak-anak ini untuk tetap berkarya dengan tetap peduli ketahanan pangan dengan inovasi-inovasinya," katanya.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Semarang akan berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Jagoan Kita untuk menggagas "food station estate" dengan memanfaatkan balai pertanian dan balai benih ikan.
"Kolaborasi ini dengan memanfaatkan balai benih pertanian dan balai benih perikanan yang saat ini belum maksimal dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang. Nantinya banyak peneliti-peneliti BRIN, dan anak-anak Jagoan Kita," katanya.
Sementara itu, Ketua Riset Ekonomi Sirkular OR Energi Manufaktur BRIN Tri Martini Patria mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut dengan memberikan satu penghargaan kepada juara Kita Tani Muda
"Support kami dari badan riset untuk memberikan fasilitas pelayanan hak kekayaan intelektual bagi para juara," katanya.
Jadi, kata dia, para juara difasilitasi untuk pendampingan meraih hak cipta dan paten produk yang tentu sangat bermanfaat, termasuk juga sertifikasi halal, sertifikat TKDN supaya nanti jualan produknya terlindungi.
"Dilindungi oleh Kementerian Hukum dan HAM sehingga tidak bisa dicontoh pihak lain," katanya.
Untuk produk makanan olahan ubi, Tri mengatakan bahwa kreativitas anak-anak muda patut mendapatkan apresiasi dan para juaranya akan diusulkan untuk ikut dalam pameran yang dilaksanakan oleh KBRI di luar negeri.
"Hari ini penutupan Semarang Introducing Market (SIM) sekaligus penyerahan hadiah dari Jagoan Kita untuk Kita Tani Muda dan juga ada lomba masak menu pendamping beras dengan bahan dasar ubi," kata Ita, sapaan akrabnya, di Semarang, Minggu.
Upaya untuk mendorong anak-anak muda tersebut, salah satunya adalah dengan menggelar lomba masak berbahan dasar ubi sebagai makanan pendamping beras.
Lomba digelar bersamaan dengan penutupan Semarang Introducing Market 2024 di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.
Bahkan, ia terkesan dengan kreativitas anak-anak muda dalam mengolah dan memodifikasi produk hasil pangan lokal menjadi makanan yang lezat dan sehat.
"Ini merupakan salah satu bagian dari upaya menanamkan cinta produk atau hasil lokal, sekaligus berkarya menjaga ketahanan pangan dengan berbagai inovasi," katanya.
Ia yakin anak muda memiliki segudang inovasi untuk mengolah dan menjaga ketahanan pangan Indonesia, khususnya Kota Semarang, serta berhasil menunjukkan hasil karya masakannya melalui lomba tersebut.
Salah satunya ubi yang merupakan bahan dasar lokal, kata dia, ternyata bisa dimodifikasi menjadi beragam makanan lezat dan bergizi.
"Saya terkesan dengan anak-anak muda ini. Sangat luar biasa, karyanya sudah melebihi kami. Dengan bahan dasar lokal, seperti ubi, tapi diolah menjadi aneka makanan dengan 'platting' dan penyajian yang luar biasa," sebutnya.
Tak hanya itu saja, kata dia, ada pula penghargaan Kita Tani Muda yang juga menunjukkan inovasi dari para anak muda dalam bidang pertanian, dan pemenangnya ditarik perusahaan besar nasional.
"Tadi saya ketemu dengan founder Jagoan Kita dan menyampaikan bahwa pemenang sudah ditarik oleh salah satu perusahaan besar nasional di pusat. Tentunya, kami mendorong anak-anak ini untuk tetap berkarya dengan tetap peduli ketahanan pangan dengan inovasi-inovasinya," katanya.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Semarang akan berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Jagoan Kita untuk menggagas "food station estate" dengan memanfaatkan balai pertanian dan balai benih ikan.
"Kolaborasi ini dengan memanfaatkan balai benih pertanian dan balai benih perikanan yang saat ini belum maksimal dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang. Nantinya banyak peneliti-peneliti BRIN, dan anak-anak Jagoan Kita," katanya.
Sementara itu, Ketua Riset Ekonomi Sirkular OR Energi Manufaktur BRIN Tri Martini Patria mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut dengan memberikan satu penghargaan kepada juara Kita Tani Muda
"Support kami dari badan riset untuk memberikan fasilitas pelayanan hak kekayaan intelektual bagi para juara," katanya.
Jadi, kata dia, para juara difasilitasi untuk pendampingan meraih hak cipta dan paten produk yang tentu sangat bermanfaat, termasuk juga sertifikasi halal, sertifikat TKDN supaya nanti jualan produknya terlindungi.
"Dilindungi oleh Kementerian Hukum dan HAM sehingga tidak bisa dicontoh pihak lain," katanya.
Untuk produk makanan olahan ubi, Tri mengatakan bahwa kreativitas anak-anak muda patut mendapatkan apresiasi dan para juaranya akan diusulkan untuk ikut dalam pameran yang dilaksanakan oleh KBRI di luar negeri.