Semarang (ANTARA) - Bagi Nofendi, menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan sebuah berkat yang tak ternilai.

Menurut pria 34 tahun itu, Program JKN tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri namun juga untuk istri dan keluarganya.

Ia menceritakan pengalamannya sebagai peserta JKN dengan penuh rasa syukur.

“Sejak adanya BPJS Kesehatan, dari saya belum menikah sampai saya menikah dan punya anak, saya sudah menjadi peserta JKN. Belum lama ini saya menggunakan kepesertaan JKN saya untuk menjalani rawat inap di Rumah Sakit Wiradadi Husada,” kata Nofendi mengawali ceritanya.

Dirinya yang bekerja sebagai tenaga outsourcing ini merupakan peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang iurannya ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja.

“Awalnya saat itu saya merasakan sakit perut sebelah kiri yang tidak tertahankan. Rasa sakitnya membuat saya sampai guling-guling kesakitan. Lalu saya dibawa ke IGD rumah sakit oleh keluarga sekitar pukul 10 malam. Saya langsung mendapatkan perawatan oleh dokter jaga di IGD dan tidak menunggu lama saya di pindahkan ke kamar untuk rawat inap,” ujar Nofendi.

Ia menjelaskan keesokan harinya dirinya diminta oleh dokter untuk menjalani beberapa tes, seperti cek urine dan tes darah.

“Setelah saya menjalani beberapa tes itu hasilnya ada batu kristal di ginjal sebelah kiri dan harus segera dibersihkan. Namun karena bentuk batu kristalnya masih serbuk saya tidak menjalani tindakan operasi dan diberikan obat untuk meluruhkan batu kristalnya,” ungkapnya.

Menurutnya pelayanan yang ia dapatkan selama empat hari dirawat di rumah sakit sangat baik. Tenaga medisnya membantu dengan sigap dan menjelaskan dengan detail untuk perawatannya. Dirinya juga tidak dimintai fotokopi berkas KTP, KK, maupun berkas-berkas lainnya oleh rumah sakit.

“Pelayanan untuk saya sebagai peserta JKN sangat baik dan semuanya ditanggung BPJS Kesehatan. Saya tidak membayar biaya tambahan untuk pengobatan dan perawatan selama saya sakit. Obat-obatannya juga lengkap dan gratis untuk saya konsumsi tiga kali sehari,” ucap Nofendi.

Saat ini dirinya sudah sembuh dari sakit yang dideritanya setelah rutin kontrol dua minggu sekali selama empat bulan di rumah sakit.

“Saya merasa sangat terbantu dan bersyukur sekali dengan menjadi peserta JKN. Sekarang saya tinggal menjaga diri lebih baik lagi dengan minum air putih yang cukup setiap hari, tidak minum minuman bersoda dan minuman instan. Perusahaan saya juga rutin membayar iuran karyawannya jadi kepesertaan kami selalu aktif dan siap digunakan kapan saja baik untuk saya, istri, dan anak-anak saya,” tambahnya.

Ia juga menceritakan bahwa istrinya menggunakan Program JKN untuk melahirkan anak pertama sampai anak ketiga mereka.

“Bulan Desember Tahun 2023 lalu, istri saya melahirkan anak ketiga secara caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo Purwokerto. Alhamdulillah ditanggung sepenuhnya dengan BPJS Kesehatan. Kondisi istri saya saat itu mengharuskannya untuk segera mendapatkan tindakan caesar karena mempunyai riwayat darah tinggi,” kata Nofendi.

Menurutnya penanganan untuk istri dan anaknya di rumah sakit sangat cekatan dan cepat. Seluruh proses administrasi juga dimudahkan dari awal masuk sampai hari terakhir rawat inap.

“Saat menjalani kehamilan ada bidan desa yang melakukan penyuluhan di rumah untuk ibu hamil. Istri saya dipandu setiap bulannya untuk melakukan pemeriksaan dan kontrol di Puskesmas Patikraja sampai dirujuk ke RSUD Margono. Semuanya sangat membantu kemudahan dan kelancaran proses melahirkan istri saya,” pungkasnya. ***


Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024