Semarang (ANTARA) - Penjabat (Pj.) Wali Kota Tegal Dadang Somantri mendorong optimalisasi penggunaan teknologi dan inovasi dalam penanggulangan bencana daerah.

"Saya kira ini sesuai betul dengan kondisi yang sekarang karena kita sadari saat ini masih dalam tahap konvensional maka penggunaan teknologi, penggunaan inovasi, dan kreativitas itu untuk mendorong dalam rangka mengurangi tingkat kegagalan dan deteksi dini," ungkap Dadang usai menghadiri Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2024 di Pullman Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/4/2024).

Pj. Wali Kota Tegal yang hadir bersama Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Tegal, Mochammad Mabbrur dalam kesempatan tersebut menyampaikan perlu adanya komitmen dari seluruh pemangku kepentingan baik dari penyiapan sumber daya manusia, prasarana maupun penganggaran.

"Untuk itu, kita nanti di Kota Tegal akan mencoba mengolaborasikan karena kebencanaan ini bukan BPBD saja tapi ini menjadi tugas bersama baik pemerintah maupun masyarakat," ujar Dadang.

Terkait Potensi Bencana di Kota Tegal Dadang lebih memfokuskan kepada banjir maupun rob serta deteksi-deteksi kemungkinan kebakaran.

"Karena kita punya obyek-obyek vital seperti pelabuhan ini harus menjadi perhatian sebagai Kota Bahari tentu saja pelabuhan kita harus lebih baik dan lebih safe," ujar Dadang.

Rakornas PB 2024 yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari tanggal 23 - 24 April 2024 dihadiri oleh 447 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terdiri dari 36 BPBD Provinsi dan 411 BPBD Kabupaten/Kota.

Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, dalam laporannya menyampaikan bahwa Rakornas PB tahun ini bertepatan dengan momentum 20 tahun Tsunami Aceh dengan mengambil tema "Pengembangan teknologi dan inovasi dalam menanggulangi bencana".

Lebih lanjut Kepala BNPB menyampaikan di tahun 2023 mengalami kenaikan catatan bencana sebesar 52% dari tahun sebelumnya namun dari sisi dampak, korban jiwa, kerusakan rumah atau fasilitas mengalami penurunan yang signifikan.

Sementara itu Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin dalam arahannya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kondisi geologi dan geografis yang rawan bencana.

"Banyaknya kabupaten/kota se-Indonesia yang memiliki indeks risiko bencana tingkat tinggi juga menuntut upaya penanggulanangan bencana yang lebih cermat dan inovatif," ujar Ma'ruf Amin

Maka dari itu Ia meminta seluruh langkah dan rencana tanggap darurat harus mampu mengurangi dampak bencana terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat 

"Di sinilah segenap pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah dituntut untuk berkomitmen dan meningkatkan kapasitasnya guna melindungi masyarakat dari risiko bencana," ujar Ma'ruf Amin. ***

Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024