Semarang (ANTARA) - Murid merupakan fokus utama dalam dunia pendidikan di sekolah. Keterlibatan mereka dalam setiap program atau kegiatan sekolah memiliki peran penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah program "Sabtu Kreasi" yang diadakan di SDN 1 Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Program ini dimulai dengan kesadaran akan pentingnya keseimbangan sosial emosional murid di lingkungan sekolah. Dengan keterampilan sosial emosional yang baik, murid dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal dalam berbagai aktivitas sekolah.

Proses awalnya dimulai dengan diskusi antara guru dan murid mengenai program yang diinginkan untuk menyalurkan bakat dan minat mereka. Setelah itu, mereka sepakat mengenai waktu penampilan bakat. Ternyata, para murid menginginkan waktu khusus yang terjadwal secara rutin tiap minggunya untuk mengekspresikan bakat dan minat mereka, bukan hanya saat rapat pleno atau acara tahunan seperti gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Dari hasil diskusi tersebut, terbentuklah program "Sabtu Kreasi". Program ini memberikan kesempatan bagi setiap murid untuk tampil dengan berani di depan publik. Pelaksanaannya dilakukan setiap Sabtu dengan bergiliran antar kelas. Ragam penampilan pun bervariasi, mulai dari tarian, nyanyian, puisi, dakwah, hingga pidato, dan selawat bagi siswa yang beragama Islam. Melalui kesempatan ini, kepercayaan diri para murid pun meningkat. Para penonton, yang juga merupakan murid lainnya, turut merasakan kebahagiaan dan termotivasi untuk berpartisipasi sebagai penampil terbaik.

Program ini, yang awalnya dikomandoi oleh guru, kini telah menjadi inisiatif langsung dari para murid sendiri dengan seorang murid sebagai koordinatornya. Peran guru berubah menjadi pembimbing dan pengawas, memandu proses latihan hingga penampilan, yang tentunya disesuaikan dengan karakter dan usia murid. Segala aspek dalam program, mulai dari peran sebagai pengatur acara, penampil, hingga persiapan peralatan, ditangani sepenuhnya oleh para murid.

Langkah ini diambil setelah proses refleksi bersama antara kepala sekolah, guru, dan murid. Hasil refleksi tersebut memberikan kesempatan bagi para murid untuk menjadi pemangku program. Setiap aspek yang perlu ditingkatkan menjadi pembelajaran bagi mereka untuk terus berkembang. Ketika ada hal yang memerlukan bimbingan, guru akan mengambil peran lebih aktif. Hasil dari refleksi bersama ini memperlihatkan bahwa program pada putaran kedua jauh lebih baik dibandingkan dengan putaran pertama.

Seperti yang diungkapkan oleh Satria, siswa kelas 6, "Sabtu Kreasi masih tetap jalan meskipun memasuki bulan puasa atau Ramadhan. Meski sedang puasa, saya tetap semangat. Apalagi saya terpilih menjadi MC.”

Sementara Pak Eko, Guru Kelas 4, menyampaikan refleksinya, "Makin bertambahnya waktu dan pengalaman, anak-anak kian matang dengan persiapan penampilan mereka tanpa dibantu oleh guru."

Dua ungkapan ini mencerminkan semangat dan komitmen dari semua pihak terlibat dalam program "Sabtu Kreasi" untuk terus memberikan yang terbaik bagi pendidikan dan perkembangan murid.


*) Kepala SDN 1 Kebumen, Sukorejo, Kabupaten Kendal & Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation

 


Pewarta : Diannita Ayu Kurniasih, M.Pd.*
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024