Karanganyar (ANTARA) - Restoran berkonsep nusantara Pring Sewu mulai meramaikan kompleks wisata De Tjolomadoe yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Direktur Utama Pringsewu Group Totok Sutrisno di Solo, Sabtu mengatakan restoran tersebut berbeda dengan dengan cabang-cabang lain. Ia mengatakan untuk di tempat ini menu yang ditawarkan lebih beragam.
"Nantinya kami akan ada ratusan menu, makanan khas dari berbagai daerah ada di sini, di antaranya tengkleng, selat Solo, soto Betawi, dan rawon Jawa Timur," katanya.
Menu lain yang juga spesial, yakni nasi tenongan yang dilengkapi dengan ayam ingkung khas nasi kenduri Jawa.
"Nasinya juga kami buat nasi gurih," katanya.
Hal menarik lainnya yang berkonsep Jawa, yakni pihaknya akan lebih banyak melibatkan para pegiat seni untuk berpentas di sana. Bahkan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Beberapa tontonan khas Jawa yang akan diberikan ruang untuk berpentas di sana, di antaranya keroncong dan tarian.
"Saya ingin berbeda dengan yang lain artinya kami berkembang juga menggeret yang lain," katanya.
Ia mengatakan tontonan klasik tersebut disediakan untuk menyesuaikan bangunan restoran yang juga merupakan peninggalan Adipati Mangkunegara IV.
Direktur Utama Pringsewu Group Totok Sutrisno di Solo, Sabtu mengatakan restoran tersebut berbeda dengan dengan cabang-cabang lain. Ia mengatakan untuk di tempat ini menu yang ditawarkan lebih beragam.
"Nantinya kami akan ada ratusan menu, makanan khas dari berbagai daerah ada di sini, di antaranya tengkleng, selat Solo, soto Betawi, dan rawon Jawa Timur," katanya.
Menu lain yang juga spesial, yakni nasi tenongan yang dilengkapi dengan ayam ingkung khas nasi kenduri Jawa.
"Nasinya juga kami buat nasi gurih," katanya.
Hal menarik lainnya yang berkonsep Jawa, yakni pihaknya akan lebih banyak melibatkan para pegiat seni untuk berpentas di sana. Bahkan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Beberapa tontonan khas Jawa yang akan diberikan ruang untuk berpentas di sana, di antaranya keroncong dan tarian.
"Saya ingin berbeda dengan yang lain artinya kami berkembang juga menggeret yang lain," katanya.
Ia mengatakan tontonan klasik tersebut disediakan untuk menyesuaikan bangunan restoran yang juga merupakan peninggalan Adipati Mangkunegara IV.