Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Jawa Tengah, berupaya menggandeng banyak pihak, termasuk Forum Generasi Berencana (Genre) dari kalangan generasi muda untuk bersama-sama memberantas kasus stunting.

"Pelibatan banyak pihak, diharapkan semakin optimal dalam menangani kasus tengkes di Kabupaten Demak. Apalagi berkat kolaborasi dengan banyak pihak terbukti Kabupaten Demak berhasil menurunkan angka kasus tengkes hingga tahun 2022 menjadi 16 persen dari sebelumnya mencapai 25 persen," kata Bupati Demak Eisti'anah di sela-sela pembukaan rembug stunting tingkat Kabupaten Demak, Kamis.

Untuk hasil kinerja Pemkab Demak bersama banyak pihak selama 2023, kata dia, masih menunggu hasil. Namun pihaknya optimistis tetap bisa menurunkan angka tengkes memenuhi target pemerintah pada tahun 2024 sebesar 14 persen.

Ia berharap dukungan semua pihak, termasuk Forum Genre Demak sebagai kakak asuh stunting untuk berperan di masyarakat baik melalui edukasi pentingnya pemberian asupan gizi seimbang terhadap anak maupun mengajak masyarakat berperilaku hidup sehat dan bersih.

Kebiasaan hidup sehat, kata dia, harus menjadi perhatian, terutama terkait sanitasi dan akses air bersih di masyarakat.

"Pemerintah desa juga kami harapkan untuk lebih optimal turut serta memberantas kasus tengkes dengan memanfaatkan dana desa yang tahun ini alokasinya untuk pemberantasan penyakit tersebut mencapai Rp27 miliar," ujarnya.

Ia berharap camat juga ikut membantu mendampingi masing-masing desa dalam membuat program penanganan stunting di tingkat desa.

Berkat kerja keras Pemkab Demak bersama semua pihak menurunkan angka stunting cukup signifikan, juga mendapatkan perhatian dari pusat dengan memberikan dana insentif daerah ke Pemkab Demak berkisar Rp6 miliar.

Anggaran tersebut, kata dia, dimanfaatkan untuk pembuatan sanitasi jamban di lokasi yang selama ini menjadi perhatian penanganan kasus tengkes.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) Demak Taufik Rifai menambahkan fokus penanganan tidak hanya pada anak yang dicurigai tengkes, termasuk ibu hamil juga menjadi perhatian, agar asupan gizinya terpenuhi sehingga bayi yang lahir tidak berpotensi tengkes.

Untuk itu dia berharap semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ikut mengawal penganggaran, termasuk para camat mengawal penggunaan dana desa yang di dalamnya ada program penanganan tengkes.

Hadirnya forum genre yang dinobatkan menjadi kakak asuh stunting, diharapkan bisa ikut berperan memerangi kasus tengkes di masyarakat.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024