Wonosobo (ANTARA) - Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) merupakan wujud sinergi dalam mewujudkan program pembangunan dan pengembangan nilai keagamaan di masyarakat, kata Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat.
Selain itu MTQ merupakan pengembangan dan ikhtiar syiar Islam untuk mengagungkan kalam Illahi, meneguhkan kesucian-Nya, memperkuat keimanan, dan memperluas fungsi edukatif kitab Al Quran bagi umat Islam, katanya dalam siaran pers di Wonosobo, Kamis.
Bupati saat membuka MTQ Ke-30 Kabupaten Wonosobo tahun 2024 mengatakan momentum itu juga perwujudan dari upaya membumikan ajaran Al Quran untuk memperkokoh nilai-nilai agama dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat sekaligus manifestasi kepedulian dan kecintaan umat Islam terhadap Al Quran.
Selain itu, kata Afif, MTQ memiliki makna yang sangat strategis bagi pembentukan akhlak dan moral generasi penerus bangsa. Apalagi menilik era saat ini, di mana teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak perubahan gaya hidup, pergaulan, hingga peningkatan kebutuhan sosial.
"Saya harap pelaksanaan MTQ ini tidak semata-mata hanya sebagai wahana perlombaan semata, namun juga menjadi sarana memahami, mendalami dan mengimplementasikan isi dan kandungan dalam Al Quran untuk kehidupan sehari-hari, dalam rangka penegakan nilai-nilai agama, juga sebagai upaya menyempurnakan akhlak umat Islam," katanya.
Menurut dia, saat ini pengamalan nilai-nilai Al Quran dalam kehidupan beragama relatif menggembirakan, terutama pada tingkat pelaksanaan ritual keagamaan yang didukung penyediaan sarana dan prasarana. Salah satunya kegiatan seleksi MTQ sebagai wujud stimulan untuk meningkatkan penghayatan kecintaan dan pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin.
"Saya berpesan agar para peserta MTQ tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga berupaya memupuk motivasi dan keinginan yang kuat untuk menguasai ilmu-ilmu keagamaan yang berkaitan dengan Al Quran," katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonosobo Panut menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk musabaqah dan kompetisi, sekaligus menjadi instrumen dalam mengukur capaian dari ikhtiar dan tilawatil Quran yang selama ini telah dilakukan.
Kegiatan ini menguatkan silaturahmi, kebersamaan, dan gotong-royong antar kafilah (utusan) atau ukhuwwah Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah.
Ia menjelaskan, MTQ diikuti 278 peserta dari 15 kecamatan, yang terdiri dari 9 majelis, yaitu cabang seni tilawah Al Quran, cabang qiroat Al Qur’an, cabang hafalan Al Qur’an, dan cabang tafsir Al Quran. Selain itu juga ada cabang FHM Al Quran, cabang syarh Al Quran, cabang seni kaligrafi Al Quran, cabang karya tulis ilmiah Al Quran (KTIQ), dan cabang eksibisi.
Menurut dia, pengejawantahan nilai-nilai dalam Al Quran, silaturahmi, dan kebersamaan yang tercipta antar kafilah di arena MTQ mampu menciptakan ketenteraman lahir batin, sesuai tema MTQ 2024, yakni meneguhkan pengamalan nilai-nilai Al Quran dalam mewujudkan masyarakat Wonosobo yang Qurani, sejahtera, lahir dan batin.
Selain itu MTQ merupakan pengembangan dan ikhtiar syiar Islam untuk mengagungkan kalam Illahi, meneguhkan kesucian-Nya, memperkuat keimanan, dan memperluas fungsi edukatif kitab Al Quran bagi umat Islam, katanya dalam siaran pers di Wonosobo, Kamis.
Bupati saat membuka MTQ Ke-30 Kabupaten Wonosobo tahun 2024 mengatakan momentum itu juga perwujudan dari upaya membumikan ajaran Al Quran untuk memperkokoh nilai-nilai agama dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat sekaligus manifestasi kepedulian dan kecintaan umat Islam terhadap Al Quran.
Selain itu, kata Afif, MTQ memiliki makna yang sangat strategis bagi pembentukan akhlak dan moral generasi penerus bangsa. Apalagi menilik era saat ini, di mana teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak perubahan gaya hidup, pergaulan, hingga peningkatan kebutuhan sosial.
"Saya harap pelaksanaan MTQ ini tidak semata-mata hanya sebagai wahana perlombaan semata, namun juga menjadi sarana memahami, mendalami dan mengimplementasikan isi dan kandungan dalam Al Quran untuk kehidupan sehari-hari, dalam rangka penegakan nilai-nilai agama, juga sebagai upaya menyempurnakan akhlak umat Islam," katanya.
Menurut dia, saat ini pengamalan nilai-nilai Al Quran dalam kehidupan beragama relatif menggembirakan, terutama pada tingkat pelaksanaan ritual keagamaan yang didukung penyediaan sarana dan prasarana. Salah satunya kegiatan seleksi MTQ sebagai wujud stimulan untuk meningkatkan penghayatan kecintaan dan pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin.
"Saya berpesan agar para peserta MTQ tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga berupaya memupuk motivasi dan keinginan yang kuat untuk menguasai ilmu-ilmu keagamaan yang berkaitan dengan Al Quran," katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonosobo Panut menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk musabaqah dan kompetisi, sekaligus menjadi instrumen dalam mengukur capaian dari ikhtiar dan tilawatil Quran yang selama ini telah dilakukan.
Kegiatan ini menguatkan silaturahmi, kebersamaan, dan gotong-royong antar kafilah (utusan) atau ukhuwwah Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah.
Ia menjelaskan, MTQ diikuti 278 peserta dari 15 kecamatan, yang terdiri dari 9 majelis, yaitu cabang seni tilawah Al Quran, cabang qiroat Al Qur’an, cabang hafalan Al Qur’an, dan cabang tafsir Al Quran. Selain itu juga ada cabang FHM Al Quran, cabang syarh Al Quran, cabang seni kaligrafi Al Quran, cabang karya tulis ilmiah Al Quran (KTIQ), dan cabang eksibisi.
Menurut dia, pengejawantahan nilai-nilai dalam Al Quran, silaturahmi, dan kebersamaan yang tercipta antar kafilah di arena MTQ mampu menciptakan ketenteraman lahir batin, sesuai tema MTQ 2024, yakni meneguhkan pengamalan nilai-nilai Al Quran dalam mewujudkan masyarakat Wonosobo yang Qurani, sejahtera, lahir dan batin.