Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Solo, Jawa Tengah pada tahun 2023 yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di kawasan Solo Raya dan Jawa Tengah.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono pada Upacara Pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan pertumbuhan ekonomi di Solo pada tahun lalu sebesar 5,57 persen.
"Sedangkan di Solo Raya 5,41 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi di Solo juga lebih tinggi dari nasional," katanya.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional pada tahun 2023 sebesar 5,05 persen dan untuk tingkat Jawa Tengah pada tahun yang sama sebesar 4,98 persen.
"Ini positif bagi kita, salah satu pendorong ekonomi di Solo ada konsumsi dan banyak kegiatan besar di sini. Oleh karena itu, kami apresiasi capaian ini," katanya.
Sementara itu, ia berharap ke depan BI Surakarta aktif bersinergi dengan mitra kerja di Solo serta menjaga ketahanan hulu dan hilir, termasuk juga kerja sama antardaerah.
Ia juga meminta agar BI Surakarta terus aktif mengembangkan ekonomi daerah di Kota Solo, khususnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Ada 530 pondok pesantren yang perlu dikembangkan," katanya.
Ia juga menyinggung pernyataan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pada saat debat calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu lalu terkait dengan hilirisasi.
"Hilirisasi ada di mana-mana, tapi fokuskan ke hilirisasi pangan kalau di Solo," katanya.
Selain itu, ia juga mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, karena elektronifikasi transaksi pembayaran pemerintah daerah tidak hanya menambah pendapatan daerah tetapi juga tercapainya pemerintahan yang baik.
"Saya juga berpesan agar BI pastikan pengelolaan uang rupiah di Solo cukup, pecahan bagus, kualitasnya bagus," katanya.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono pada Upacara Pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan pertumbuhan ekonomi di Solo pada tahun lalu sebesar 5,57 persen.
"Sedangkan di Solo Raya 5,41 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi di Solo juga lebih tinggi dari nasional," katanya.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional pada tahun 2023 sebesar 5,05 persen dan untuk tingkat Jawa Tengah pada tahun yang sama sebesar 4,98 persen.
"Ini positif bagi kita, salah satu pendorong ekonomi di Solo ada konsumsi dan banyak kegiatan besar di sini. Oleh karena itu, kami apresiasi capaian ini," katanya.
Sementara itu, ia berharap ke depan BI Surakarta aktif bersinergi dengan mitra kerja di Solo serta menjaga ketahanan hulu dan hilir, termasuk juga kerja sama antardaerah.
Ia juga meminta agar BI Surakarta terus aktif mengembangkan ekonomi daerah di Kota Solo, khususnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Ada 530 pondok pesantren yang perlu dikembangkan," katanya.
Ia juga menyinggung pernyataan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pada saat debat calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu lalu terkait dengan hilirisasi.
"Hilirisasi ada di mana-mana, tapi fokuskan ke hilirisasi pangan kalau di Solo," katanya.
Selain itu, ia juga mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, karena elektronifikasi transaksi pembayaran pemerintah daerah tidak hanya menambah pendapatan daerah tetapi juga tercapainya pemerintahan yang baik.
"Saya juga berpesan agar BI pastikan pengelolaan uang rupiah di Solo cukup, pecahan bagus, kualitasnya bagus," katanya.