Semarang (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam Dokter Aru Ariadno minum susu bisa menjadi hal yang perlu dilakukan terutama anak-anak yang mulai belajar puasa saat sahur dan berbuka agar menambah daya tahan tubuh sekaligus menjadi penyeimbang gizi dalam tubuh.
Meski demikian, kata dia, tidak semua susu baik untuk dikonsumsi oleh anak, karena apabila susu yang diminum mengandung gula yang tinggi maka ditakutkan justru menjadi salah satu penyebab diabetes melitus.
"Susu cair yang manis, kadang juga susu kemasan ditambah zat-zat lain termasuk gula. Hal itu berbeda dari seharusnya yakni susu yang mengandung protein hewani dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak," katanya.
Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made Diah mengatakan penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal dan infeksi berulang.
"Studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan ada bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, seperti susu, daging, ikan dan telur," kata Diah.
Sementara itu, guna melindungi kesehatan masyarakat terutama anak-anak dari peredaran produk pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan khususnya menjelang Ramadan, Loka Pengawasan Obat dan Makanan (Loka POM) di sejumlah daerah sejak awal Februari lalu telah mulai mengintensifkan pengawasan keamanan pangan yang beredar di masyarakat.
“Sasarannya adalah pelaku bisnis ritel dan distributor pangan di toko supermarket, pasar tradisional, “ kata Pengawas Farmasi dan Makanan dari Loka POM Tanjungpinang Deni Setiawati pada Rabu (15/2/2024). Lebih lanjut, ia juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya peduli obat dan pangan aman dengan Cek KLIK.
Di antara hal-hal yang menjadi fokus pengawasan adalah kandungan zat berbahaya pada makanan, masa kadaluarsa hingga izin edar. Selain itu, pangan impor yang kerap menjadi daya tarik masyarakat jelang Ramadan juga perlu mendapat perhatian serius, sebab tidak sedikit pangan impor yang tidak terawasi dengan baik atau bahkan mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Meski demikian, kata dia, tidak semua susu baik untuk dikonsumsi oleh anak, karena apabila susu yang diminum mengandung gula yang tinggi maka ditakutkan justru menjadi salah satu penyebab diabetes melitus.
"Susu cair yang manis, kadang juga susu kemasan ditambah zat-zat lain termasuk gula. Hal itu berbeda dari seharusnya yakni susu yang mengandung protein hewani dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak," katanya.
Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made Diah mengatakan penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal dan infeksi berulang.
"Studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan ada bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, seperti susu, daging, ikan dan telur," kata Diah.
Sementara itu, guna melindungi kesehatan masyarakat terutama anak-anak dari peredaran produk pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan khususnya menjelang Ramadan, Loka Pengawasan Obat dan Makanan (Loka POM) di sejumlah daerah sejak awal Februari lalu telah mulai mengintensifkan pengawasan keamanan pangan yang beredar di masyarakat.
“Sasarannya adalah pelaku bisnis ritel dan distributor pangan di toko supermarket, pasar tradisional, “ kata Pengawas Farmasi dan Makanan dari Loka POM Tanjungpinang Deni Setiawati pada Rabu (15/2/2024). Lebih lanjut, ia juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya peduli obat dan pangan aman dengan Cek KLIK.
Di antara hal-hal yang menjadi fokus pengawasan adalah kandungan zat berbahaya pada makanan, masa kadaluarsa hingga izin edar. Selain itu, pangan impor yang kerap menjadi daya tarik masyarakat jelang Ramadan juga perlu mendapat perhatian serius, sebab tidak sedikit pangan impor yang tidak terawasi dengan baik atau bahkan mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.