Semarang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah masih terus melakukan evakuasi terhadap warga yang menjadi korban banjir di Kabupaten Demak.

Adapun, untuk tanggul yang jebol sementara dipasang dengan kantong pasir atau sandbag

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Muhammad Chomsul mengatakan, saat ini banyak warga di wilayah tersebut yang masih terjebak banjir. Oleh karenanya, pihaknya bersama BPBD kabupaten/kota di sekitar kejadian, Basarnas, serta relawan SAR melakukan penyelamatan. 

"Untuk kejadian di Demak saat ini kami dari BPBD Jateng fokus evakuasi karena banyak yang terjebak di rumah. Oleh sebab itu kami berupaya memenuhi kebutuhan makanan darurat dan penyelamatan warga, karena kondisi air masih cukup tinggi," ujarnya dalam siaran persnya, Jumat.

Berdasarkan data dari BPBD Demak pada Kamis (8/2/2024) pukul 22.00  WIB banjir tersebut melanda 30 desa di tujuh kecamatan.  Tujuh kecamatan itu meliputi Karanganyar, Gajah, Dempet, Kebonagung, Karangawen, Karangtengah, dan Wonosalam.  Adapun jumlah total warga mengungsi sekitar 8.170 orang. Sedangkan lahan yang yang terdampak kurang lebih 951 hektare. 

Selain penanganan evakuasi kepada warga, Pemprov Jateng kini tengah mendistribusikan bantuan pangan ke wilayah terdampak. 

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Jawa Tengah, Didik Prawata mengatakan, banjir yang terjadi di Karanganyar Kabupaten Demak sejak Kamis (8/2) mengakibatkan banyak warga yang mengungsi. 

Dinas Sosial Jateng, Dinas Sosial Demak, dan Dinas Sosial Kudus, dan PMI Demak sudah membuat dapur umum di sejumlah titik. Lokasinya berada di Terminal Kudus, Jembatan Tanggul Angin, dan lainnya. 

“Kami juga melibatkan Tagana baik yang ada di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, maupun Kabupaten Kudus,” kata Didik.

Sejumlah bantuan yang telah didistribusikan mulai dari Dinas Sosial Jateng, Baznas Provinsi Jateng, Korpri Jateng, dan Kementerian Sosial. Bentuk bantuannya mulai dari makanan siap saji, sembako, Kasur, tenda gulung, family kit, selimut, sandang dewasa, dan sandang anak. 

Sementara itu, Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengatakan, bencana banjir di sejumlah daerah perlu jadi perhatian bersama.  

Ia mengingatkan masyarakat, pemerintah daerah, petugas tanggap bencana, dan lainnya untuk tetap waspada dan siap siaga.

"Ada bencana banjir di Grobogan (lalu di Demak) karena hujan dengan intensitas tinggi sehingga terjadi luapan air sungai dan tanggul sungai jebol. Ini harus menjadi atensi kita bersama," kata Nana beberapa waktu lalu. 

Nana meminta kepada seluruh bupati dan walikota harus bisa memetakan lokasi rawan bencana. Baik bencana banjir, tanah longsor, atau bencana lain yang berpotensi merugikan kegiatan masyarakat.

"Antisipasi betul, pantau terus kondisi daerah dan informasi BMKG. Lebih baik mengantisipasi sejak awal," jelasnya.

Sementara itu berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, beberapa wilayah Jawa Tengah berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada tanggal 9--11 Februari 2024. Pada waktu tersebut diprediksi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Kondisi tersebut disebabkan oleh aktivitas Monsun Asia disertai adanya potensi dingin dan aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator. Aktivitas itu membuat peningkatan masa udara basah di wilayah Indonesia bagian Barat dan Selatan ekuator, termasuk wilayah Jawa Tengah.

Oleh karena itu, warga Jawa Tengah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Bagi warga Demak yang butuh bantuan darurat bisa menghubungi BPBD setempat di nomor telepon: (0291) 682200. Sedangkan bagi warga Kabupaten Kudus bisa menghubungi BPBD Kudus dengan nomor telepon: (0291) 4250022. 

Adapun posko aduan di BPBD Jateng bisa menghubungi 08121556495 atau 08813809409. ***

Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024