Semarang (ANTARA) - Setelah bersafari dari satu kota ke kabupaten lainnya, pada awal bulan Februari ini GenSirkular kembali menggiatkan aktivitas berliterasi di sekolah.
GenSirkular merupakan hasil kolaborasi dan inovasi capstone project kelompok kerja Manajemen 2 pada Program Kepemimpinaan SDG Angkatan 5 yang diselenggarakan oleh SDG Academy Indonesia, UNDP Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, dan Tanoto Foundation.
Sesuai namanya, sirkularitas atau circular economy (ekonomi sirkular) menjadi topik permanen yang diusung dalam kegiatan safari literasi. Dengan ekonomi sirkular yang dikemas dalam bahan bacaan buku berjenjang, anak-anak diajak untuk berkenalan dan menyelami konsep ekonomi berkelanjutan.
Kegiatan literasi kali ini bertempat di SDN Kaliwiru, Semarang. Di kesempatan baik tersebut, kegiatan dilakukan oleh siswa-siswi kelas 1, sebagai pembaca awal yang notabene merupakan sasaran pembaca buku yang disusun oleh GenSirkular.
Ditemani TH Tri Andajaningsih,S.Pd.SD., siswa-siswi membaca dua buku, “Bantal Styrofoam” dan “Sol Sepatu”. Melalui dua buku tersebut, konsep ekonomi sirkular diperkenalkan dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.
“Topiknya sebenarnya cukup sulit bagi anak usia kelas awal, tetapi karena bahasa yang sederhana, anak-anak bisa memahami. Gambar-gambarnya bagus, sangat menarik. Anak-anak bersemangat selama membaca bersama,” kesan Tri Andajaningsih.
“Semoga seri lainnya bisa segera terselesaikan agar kami bisa membaca bersama kembali buku berjenjang yang bagus ini,” imbuhnya.
“Gambar-gambarnya bagus og. Lucu. Aku suka!” ungkap Hanan, salah satu siswa yang turut membaca bersama.
Kesan positif juga disampaikan oleh Samsiar, S.Pd. – Kepala SDN Kaliwiru, Semarang. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi sekolah kami. Topiknya yang berbeda dari biasanya menjadi pendukung kegiatan literasi di sekolah ini,” ungkapnya.
Melalui buku bacaan berjenjang, diharapkan topik ekonomi sirkular dapat diperkenalkan lebih dini kepada anak-anak. Dalam jangka panjang sebagai penerus bangsa, mereka tidak hanya terampil dalam keilmuan tetapi juga cakap mengimplementasikannya untuk menjaga lingkungan. ***
GenSirkular merupakan hasil kolaborasi dan inovasi capstone project kelompok kerja Manajemen 2 pada Program Kepemimpinaan SDG Angkatan 5 yang diselenggarakan oleh SDG Academy Indonesia, UNDP Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, dan Tanoto Foundation.
Sesuai namanya, sirkularitas atau circular economy (ekonomi sirkular) menjadi topik permanen yang diusung dalam kegiatan safari literasi. Dengan ekonomi sirkular yang dikemas dalam bahan bacaan buku berjenjang, anak-anak diajak untuk berkenalan dan menyelami konsep ekonomi berkelanjutan.
Kegiatan literasi kali ini bertempat di SDN Kaliwiru, Semarang. Di kesempatan baik tersebut, kegiatan dilakukan oleh siswa-siswi kelas 1, sebagai pembaca awal yang notabene merupakan sasaran pembaca buku yang disusun oleh GenSirkular.
Ditemani TH Tri Andajaningsih,S.Pd.SD., siswa-siswi membaca dua buku, “Bantal Styrofoam” dan “Sol Sepatu”. Melalui dua buku tersebut, konsep ekonomi sirkular diperkenalkan dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.
“Topiknya sebenarnya cukup sulit bagi anak usia kelas awal, tetapi karena bahasa yang sederhana, anak-anak bisa memahami. Gambar-gambarnya bagus, sangat menarik. Anak-anak bersemangat selama membaca bersama,” kesan Tri Andajaningsih.
“Semoga seri lainnya bisa segera terselesaikan agar kami bisa membaca bersama kembali buku berjenjang yang bagus ini,” imbuhnya.
“Gambar-gambarnya bagus og. Lucu. Aku suka!” ungkap Hanan, salah satu siswa yang turut membaca bersama.
Kesan positif juga disampaikan oleh Samsiar, S.Pd. – Kepala SDN Kaliwiru, Semarang. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi sekolah kami. Topiknya yang berbeda dari biasanya menjadi pendukung kegiatan literasi di sekolah ini,” ungkapnya.
Melalui buku bacaan berjenjang, diharapkan topik ekonomi sirkular dapat diperkenalkan lebih dini kepada anak-anak. Dalam jangka panjang sebagai penerus bangsa, mereka tidak hanya terampil dalam keilmuan tetapi juga cakap mengimplementasikannya untuk menjaga lingkungan. ***