Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah (Jateng) untuk mewaspadai curah hujan dengan kategori tinggi hingga sangat tinggi yang masih berpotensi terjadi pada bulan Februari 2024.
"Curah hujan tinggi hingga sangat tinggi ini dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan curah hujan pada bulan Februari 2024 yang dirilis BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah, wilayah pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprakirakan masuk kategori tinggi atau 301-500 milimeter per bulan meliputi Kabupaten Banyumas, sebagian besar Purbalingga, sebagian besar Banjarnegara, dan Wonosobo.
Menurut dia, curah hujan kategori tinggi juga berpotensi di sebagian besar Kabupaten Kebumen dan Purworejo yang berada di wilayah selatan Jateng.
Sementara wilayah pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprakirakan masuk kategori sangat tinggi atau lebih dari 500 milimeter per bulan di antaranya sebagian kecil wilayah utara Kabupaten Purbalingga, sebagian kecil wilayah utara Banjarnegara, sebagian kecil wilayah selatan Brebes, Kabupaten Tegal bagian selatan, Kabupaten Pekalongan bagian selatan, dan sebagian kecil wilayah barat Batang.
"Curah hujan di sebagian besar Kabupaten Cilacap terutama wilayah barat dan pesisir selatan diprakirakan masuk kategori menengah atau 201-300 milimeter per bulan, namun untuk Cilacap bagian utara ada yang masuk kategori tinggi," katanya.
Menurut dia, curah hujan kategori menengah juga berpotensi di beberapa wilayah selatan Jateng seperti Banyumas bagian timur, Kebumen bagian barat daya dan tenggara, serta Purworejo bagian selatan.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat di wilayah yang masuk kategori curah hujan bulanan kategori menengah agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan curah hujan harian yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
"Bagi warga yang bermukim di wilayah rawan bencana, kami imbau untuk bisa melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman termasuk menyelamatkan barang-barang berharga jika terjadi hujan lebat hingga sangat lebat lebih dari satu jam," kata Teguh.
"Curah hujan tinggi hingga sangat tinggi ini dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan curah hujan pada bulan Februari 2024 yang dirilis BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah, wilayah pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprakirakan masuk kategori tinggi atau 301-500 milimeter per bulan meliputi Kabupaten Banyumas, sebagian besar Purbalingga, sebagian besar Banjarnegara, dan Wonosobo.
Menurut dia, curah hujan kategori tinggi juga berpotensi di sebagian besar Kabupaten Kebumen dan Purworejo yang berada di wilayah selatan Jateng.
Sementara wilayah pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprakirakan masuk kategori sangat tinggi atau lebih dari 500 milimeter per bulan di antaranya sebagian kecil wilayah utara Kabupaten Purbalingga, sebagian kecil wilayah utara Banjarnegara, sebagian kecil wilayah selatan Brebes, Kabupaten Tegal bagian selatan, Kabupaten Pekalongan bagian selatan, dan sebagian kecil wilayah barat Batang.
"Curah hujan di sebagian besar Kabupaten Cilacap terutama wilayah barat dan pesisir selatan diprakirakan masuk kategori menengah atau 201-300 milimeter per bulan, namun untuk Cilacap bagian utara ada yang masuk kategori tinggi," katanya.
Menurut dia, curah hujan kategori menengah juga berpotensi di beberapa wilayah selatan Jateng seperti Banyumas bagian timur, Kebumen bagian barat daya dan tenggara, serta Purworejo bagian selatan.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat di wilayah yang masuk kategori curah hujan bulanan kategori menengah agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan curah hujan harian yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
"Bagi warga yang bermukim di wilayah rawan bencana, kami imbau untuk bisa melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman termasuk menyelamatkan barang-barang berharga jika terjadi hujan lebat hingga sangat lebat lebih dari satu jam," kata Teguh.