Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta terus berupaya mengedukasi masyarakat terkait konsumsi daging anjing yang hingga saat ini masih dilakukan oleh sebagian orang.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Surakarta Eko Nugroho Isbandijarso di Solo, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan mengenai pengawasan peredaran daging anjing sejauh ini dilakukan melalui pendekatan komunikasi, informasi, dan edukasi.

"Karena anjing kan termasuk ilegal. Kami sosialisasi dengan para penjual daging anjing dan masyarakat, dampak negatif mengkonsumsi daging anjing," katanya.

Meski demikian, diakuinya, hingga saat ini sosialisasi tersebut belum begitu berhasil.

"Budaya sebagian masyarakat yang masih suka mengkonsumsi daging anjing. Selain itu, anjing dari Jawa Barat masih masuk. Adanya kebutuhan produsen dan konsumen, sehingga masih berlangsung, kendalanya di situ," katanya.

Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan rabies dengan mengambil sampel otak anjing.

"Hasilnya masih negatif. Solo kan juga daerah bebas rabies. Yang kami perhatikan agar tidak terjadi wabah rabies di Kota Surakarta, sehingga perlunya pemeriksaan hewan, termasuk vaksinasi," katanya.

Pihaknya mencatat hingga saat ini masih ada 27 warung daging anjing di Kota Solo dengan kebutuhan kurang lebih 90-100 ekor/hari.

"Dalam hal ini, kami terus edukasi dan memberikan informasi mengenai bahaya mengkonsumsi daging anjing, ditengarai ada bakteri yang bisa menular kepada manusia," katanya.

Baca juga: Tersangka pembawa ratusan anjing membeli Rp250 ribu per ekor
Baca juga: Polisi amankan truk pengangkut ratusan anjing di Tol Kalikangkung

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024