Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bahwa jalur keluar masuk tol atau "exit tol" di Ngaliyan, Semarang, yang ada di lintas Tol Semarang-Batang segera terealisasi.

"Dalam waktu dekat, kami akan berkoordinasi dengan Direktur Jasa Marga Semarang Batang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Senin.

Ia mengatakan bahwa desain "Exit Tol" Ngaliyan sudah jadi, terutama untuk akses keluar dan masuk akses kendaraan dari jalur tol ke wilayah Ngaliyan.

"Desainnya sudah ada, nanti untuk akses keluar dan masuk," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang itu.

Nantinya, kata dia, bakal ada pembebasan lahan untuk pembangunan "exit tol" tersebut, tetapi anggaran pembebasan dan pembangunannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Ada pembebasan lahan, nah ini dari kementerian semua. Intinya, nanti kami ketemu dulu dengan Jasa Marga," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengakui jika pembangunan "Exit Tol" agak mundur, mengingat ada beberapa bagian desain Exit Tol Ngaliyan yang harus diubah dan diperlukan desain ulang.

"Kenapa redesain? Karena desain awal itu tidak begitu aman buat pengendara, terutama di jalan kota, Jalan Prof Hamka," kata Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin di Semarang, Kamis.

Apabila Exit Tol Ngaliyan tidak didesain dengan baik, kata dia, kecenderungannya akan mengakibatkan kemacetan di jalan poros Ngaliyan atau Jalan Prof Hamka Semarang.

"Karena itu dibutuhkan desain yang lebih nyaman bagi pengendara, pengguna jalan," katanya.

Pembangunan Exit Tol Ngaliyan juga berdampak terhadap fasilitas umum, seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Semarang yang lahannya masuk dalam desain pembangunan.

Namun, saat ini sudah ada bangunan pengganti yang baru saja rampung dibangun yang lokasinya tidak terlalu jauh, dan sudah tahap penyelesaian.

Sementara itu, Sukma Krisnadi, warga Kelurahan Ngaliyan, RT 5 RW 7 mengaku sebelumnya sudah ada pengukuran tanah oleh pihak terkait dan sudah dipasang patok pembatas di wilayah perumahannya.

"Dulu sudah ada patok dan pengukuran, tapi menurut informasi batal ada pembangunan lanjutan. Sebenarnya siap saja, asalkan pakai sistem ganti untung sehingga warga tidak merasa rugi," katanya.



 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024