Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat mewaspadai bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang memasuki musim hujan pada awal Januari 2024.
"Kami imbau masyarakat waspada terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang memasuki musim hujan pada awal Januari ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno, di Boyolali, Kamis.
Suratno mengatakan dengan masuknya musim hujan pada awal tahun ini, tentu potensi bencana yang mungkin timbul yakni banjir dan tanah longsor. Sehingga, kepada teman-teman pemangku kepentingan di wilayah baik kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat mensosialisasikan kepada para kepala desa yang diteruskan kepada masyarakat.
Hal tersebut, kata dia, agar drainase yang berpotensi karena penyumbatan yang dapat menimbulkan luapan air hujan seperti yang pernah terjadi pada akhir tahun 2023 di Desa Selo, terjadi bencana banjir dan tanah longsor juga karena adanya saluran yang tersumbat.
"Saya berharap masyarakat terus meningkatkan bergotong-royong pembersihan terhadap selokan-selokan air di lingkungannya agar bencana banjir dapat diminimalisir," katanya.
Sehingga, kata dia, bencana alam memasuki musim hujan tersebut tidak terjadi di daerah yang sering dilanda bencana. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor di daerah rawan bencana.
Dia mengatakan di wilayah Boyolali saat ini, sudah mulai sering turun hujan dan hari sebelumnya terjadi bencana angin kencang di empat wilayah yakni Kecamatan Banyudono, Sawit, Teras dan Mojosongo. Akibat bencana angin kencang itu, sejumlah pohon tumbang seperti di Banyudono ada lima lokasi, Sawit ada tujuh lokasi, Teras ada tiga lokasi dan Mojosongo ada dua lokasi pohon tumbang.
Namun, kejadian bencana angin kencang di Boyolali tidak dilaporkan adanya korban jiwa akibat kejadian tersebut. BPBD Boyolali menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dibantu TNI, dan relawan menyingkirkan pohon tumbang sepanjang Jalan Raya Boyolali-Solo di Banyudono, sehingga arus lalu lintas dengan cepat kembali normal.
"Kami laporkan ada 17 titik pohon tumbang, sebagian di jalan raya di empat kecamatan di Boyolali, pada Rabu (3/1). Kami melakukan evakuasi masih berlangsung hingga Kamis pagi tadi," katanya.
BPBD Boyolali juga masih dihubungi oleh Camat Sawit, kalau di Desa Sidorejo Kecamatan Sawit masih mati lampu sejak Rabu (3/1) hingga Kamis pagi. Pihaknya langsung koordinasikan dengan UPT PLN yang membawahi daerah itu dan, saat ini, masih diupayakan aliran listrik kembali normal.
Namun, sejumlah daerah yang terjadi pohon tumbang akibat diterjang angin kencang di empat wilayah tersebut sudah dapat ditangani seluruhnya baik dari BPBD, TNI, Polri, relawan dan warga setempat. Sehingga, masyarakat bisa lebih waspada memasuki musim hujan saat ini.*
Baca juga: BPBD imbau warga Cilacap antisipasi bencana hidrometeorologi
"Kami imbau masyarakat waspada terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang memasuki musim hujan pada awal Januari ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno, di Boyolali, Kamis.
Suratno mengatakan dengan masuknya musim hujan pada awal tahun ini, tentu potensi bencana yang mungkin timbul yakni banjir dan tanah longsor. Sehingga, kepada teman-teman pemangku kepentingan di wilayah baik kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat mensosialisasikan kepada para kepala desa yang diteruskan kepada masyarakat.
Hal tersebut, kata dia, agar drainase yang berpotensi karena penyumbatan yang dapat menimbulkan luapan air hujan seperti yang pernah terjadi pada akhir tahun 2023 di Desa Selo, terjadi bencana banjir dan tanah longsor juga karena adanya saluran yang tersumbat.
"Saya berharap masyarakat terus meningkatkan bergotong-royong pembersihan terhadap selokan-selokan air di lingkungannya agar bencana banjir dapat diminimalisir," katanya.
Sehingga, kata dia, bencana alam memasuki musim hujan tersebut tidak terjadi di daerah yang sering dilanda bencana. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor di daerah rawan bencana.
Dia mengatakan di wilayah Boyolali saat ini, sudah mulai sering turun hujan dan hari sebelumnya terjadi bencana angin kencang di empat wilayah yakni Kecamatan Banyudono, Sawit, Teras dan Mojosongo. Akibat bencana angin kencang itu, sejumlah pohon tumbang seperti di Banyudono ada lima lokasi, Sawit ada tujuh lokasi, Teras ada tiga lokasi dan Mojosongo ada dua lokasi pohon tumbang.
Namun, kejadian bencana angin kencang di Boyolali tidak dilaporkan adanya korban jiwa akibat kejadian tersebut. BPBD Boyolali menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dibantu TNI, dan relawan menyingkirkan pohon tumbang sepanjang Jalan Raya Boyolali-Solo di Banyudono, sehingga arus lalu lintas dengan cepat kembali normal.
"Kami laporkan ada 17 titik pohon tumbang, sebagian di jalan raya di empat kecamatan di Boyolali, pada Rabu (3/1). Kami melakukan evakuasi masih berlangsung hingga Kamis pagi tadi," katanya.
BPBD Boyolali juga masih dihubungi oleh Camat Sawit, kalau di Desa Sidorejo Kecamatan Sawit masih mati lampu sejak Rabu (3/1) hingga Kamis pagi. Pihaknya langsung koordinasikan dengan UPT PLN yang membawahi daerah itu dan, saat ini, masih diupayakan aliran listrik kembali normal.
Namun, sejumlah daerah yang terjadi pohon tumbang akibat diterjang angin kencang di empat wilayah tersebut sudah dapat ditangani seluruhnya baik dari BPBD, TNI, Polri, relawan dan warga setempat. Sehingga, masyarakat bisa lebih waspada memasuki musim hujan saat ini.*
Baca juga: BPBD imbau warga Cilacap antisipasi bencana hidrometeorologi