Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, siap memfasilitasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah maupun wirausaha pemula agar mampu mengekspor produk-produk potensial dan bisa bersaing di pasar global dengan memberikan pelatihan ekspor.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Pekalongan Supriono di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menambah jumlah eksportir di daerah itu karena selama ini para UMKM maupun wirausaha pemula dalam memasarkan barang dan jasa ke luar negeri masih melalui pihak ketiga.
"Sebenarnya, bisnis ekspor tidak hanya dilakukan oleh perusahaan berskala besar namun perseorangan dengan modal terbatas pun bisa merintis bisnis ekspor mulai dari nol," katanya.
Menurut dia, peluang pasar ekspor terbuka lebar bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan usaha kecil menengah (UKM) sehingga potensi itu dapat dimanfaatkan oleh mereka.
Pemkot, kata dia, telah menghadirkan sejumlah praktisi ekspor maupun pelaku usaha yang sukses untuk memberikan motivasi dan wawasan, serta pengetahuan agar para UMKM bisa siap melakukan ekspor secara mandiri.
Dikatakan, kegiatan ekspor barang dan jasa ini sangat penting bagi kemajuan suatu negara yaitu memperkuat citra perekonomian Indonesia, dimana di dalamnya ada cadangan devisa yang kuat, menstabilkan mata uang rupiah, serta saling transfer teknologi dan pengetahuan.
Saat ini jumlah eksportir seperti di bidang usaha batik dan craft, serta produk yang tercatat di Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, kata dia, ada 28 orang eksportir.
"Oleh karena itu, kami akan berupaya menambah jumlah eksportir ini bisa lebih banyak lagi karena para wirausaha di daerah tidak melakukan ekspor produknya secara langsung namun melalui perantara pihak ketiga," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Pekalongan Supriono di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menambah jumlah eksportir di daerah itu karena selama ini para UMKM maupun wirausaha pemula dalam memasarkan barang dan jasa ke luar negeri masih melalui pihak ketiga.
"Sebenarnya, bisnis ekspor tidak hanya dilakukan oleh perusahaan berskala besar namun perseorangan dengan modal terbatas pun bisa merintis bisnis ekspor mulai dari nol," katanya.
Menurut dia, peluang pasar ekspor terbuka lebar bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan usaha kecil menengah (UKM) sehingga potensi itu dapat dimanfaatkan oleh mereka.
Pemkot, kata dia, telah menghadirkan sejumlah praktisi ekspor maupun pelaku usaha yang sukses untuk memberikan motivasi dan wawasan, serta pengetahuan agar para UMKM bisa siap melakukan ekspor secara mandiri.
Dikatakan, kegiatan ekspor barang dan jasa ini sangat penting bagi kemajuan suatu negara yaitu memperkuat citra perekonomian Indonesia, dimana di dalamnya ada cadangan devisa yang kuat, menstabilkan mata uang rupiah, serta saling transfer teknologi dan pengetahuan.
Saat ini jumlah eksportir seperti di bidang usaha batik dan craft, serta produk yang tercatat di Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, kata dia, ada 28 orang eksportir.
"Oleh karena itu, kami akan berupaya menambah jumlah eksportir ini bisa lebih banyak lagi karena para wirausaha di daerah tidak melakukan ekspor produknya secara langsung namun melalui perantara pihak ketiga," katanya.