Temanggung (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Temanggung, Jawa Tengah mengingatkan pentingnya peran sekolah dan orang tua dalam mencegah anak tergoda menggunakan narkoba.
Kepala BNNK Temanggung, AKBP Triatmo Hamardiyono, di Temanggung, Sabtu mengatakan, pihaknya secara rutin menggelar sosialisasi bahaya narkoba keliling sekolah-sekolah, tidak hanya siswa SMA dan SMK, melainkan juga siswa SMP, SD dan MI.
"Selain pembekalan bahaya narkoba, kita juga melatih guru BK dan guru olahraga di sekolah yang kita sambangi ini untuk dijadikan pembimbing di sekolah agar mereka bisa menangani anak yang terindikasi menggunakan narkoba," katanya.
Menurut Triatmo, perkembangan otak pada anak dan remaja belum sempurna, khususnya di bagian prefrontal cortex yang membantu untuk berpikir logis, mengambil keputusan, dan memilah mana yang baik dan buruk sehingga peran guru sangat dibutuhkan untuk mengontrol perilaku mereka.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan pengawasan, membangun hubungan yang positif dengan anak, dan menerapkan pola pengasuhan yang baik.
"Selain karena faktor pergaulan yang menyimpang dan masalah perilaku di sekolah, pengawasan yang rendah dari orang tua dan pengasuhan yang kasar juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi anak mencoba menggunakan narkoba," katanya.
Di tahun 2023 ini terdapat 15 pelajar terlibat penggunaan narkoba. Jumlah itu terdiri dari anak sekolah dasar dan MI, anak pelajar SMP dan MTS dan lainnya berstatus pelajar SMA, SMK dan MAN.
"Dari 15 pelajar ini kita lakukan direhabilitasi di klinik Pratama BNNK Temanggung, dan beberapa anak kita rawat inap di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang," katanya.
Di samping itu, guru dan orang tua juga dapat memberikan motivasi kepada anak dalam bentuk mengarahkan mereka pada kegiatan positif, misalnya menggiring anak untuk mengikuti program khusus untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat, bakat, dan hobi mereka.
Kepala BNNK Temanggung, AKBP Triatmo Hamardiyono, di Temanggung, Sabtu mengatakan, pihaknya secara rutin menggelar sosialisasi bahaya narkoba keliling sekolah-sekolah, tidak hanya siswa SMA dan SMK, melainkan juga siswa SMP, SD dan MI.
"Selain pembekalan bahaya narkoba, kita juga melatih guru BK dan guru olahraga di sekolah yang kita sambangi ini untuk dijadikan pembimbing di sekolah agar mereka bisa menangani anak yang terindikasi menggunakan narkoba," katanya.
Menurut Triatmo, perkembangan otak pada anak dan remaja belum sempurna, khususnya di bagian prefrontal cortex yang membantu untuk berpikir logis, mengambil keputusan, dan memilah mana yang baik dan buruk sehingga peran guru sangat dibutuhkan untuk mengontrol perilaku mereka.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan pengawasan, membangun hubungan yang positif dengan anak, dan menerapkan pola pengasuhan yang baik.
"Selain karena faktor pergaulan yang menyimpang dan masalah perilaku di sekolah, pengawasan yang rendah dari orang tua dan pengasuhan yang kasar juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi anak mencoba menggunakan narkoba," katanya.
Di tahun 2023 ini terdapat 15 pelajar terlibat penggunaan narkoba. Jumlah itu terdiri dari anak sekolah dasar dan MI, anak pelajar SMP dan MTS dan lainnya berstatus pelajar SMA, SMK dan MAN.
"Dari 15 pelajar ini kita lakukan direhabilitasi di klinik Pratama BNNK Temanggung, dan beberapa anak kita rawat inap di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang," katanya.
Di samping itu, guru dan orang tua juga dapat memberikan motivasi kepada anak dalam bentuk mengarahkan mereka pada kegiatan positif, misalnya menggiring anak untuk mengikuti program khusus untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat, bakat, dan hobi mereka.