Semarang (ANTARA) - Pemilu 2024 menjadi ajang politik yang berpotensi rentan terhadap penyebaran hoaks, dapat menimbulkan kericuhan, dan menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan ajang politik tersebut, sehingga pembekalan literasi digital diperlukan sebagai solusinya.

“Kalau berbicara menjelang pemilu biasanya kan banyak penyebaran hoaks di medsos dan
sebagainya, makanya perlu pembekalan literasi digital yang baik terutama untuk pemilih pemula. Ini penting sekali untuk dipelajari dan diketahui agar nanti tidak keliru saat melakukan pemilihan,” kata Sekretaris Camat Tamansari Teguh Sugianto pada kegiatan komunitas literasi digital Sapunyere, akhir November 2023.

Pembekalan literasi digital, lanjut Teguh, menjadi salah satu solusi utama untuk mengantisipasi paparan hoaks terhadap para pemilih agar mereka tetap berpegang teguh dengan pilihannya pada ajang pemilu 2024.

Pendamping UMKM Juara Jabar Ilham Taufiq
Hidayatullah mengatakan media sosial saat ini berisi banyak konten yang mengandung
informasi tentang Pemilu, termasuk hoaks yang terindikasi sebagai konten negatif, karenanya penting untuk memiliki keterampilan literasi digital yang baik untuk membekali diri dari penyebaran hoaks.

“Literasi digital itu sebenarnya banyak banget manfaatnya, salah satunya untuk meningkatkan kemampuan kita secara individu untuk lebih kritis dalam berpikir ketika mendapatkan sebuah.informasi. Jadi ini bisa jadi bekal kita untuk menangkal penyebaran hoaks atau konten negatif," kata Ilham.

Ilham menambahkan saat menerima informasi, harus senantiasa menerapkan pola
saring sebelum sharing ketika ingin memberikan informasi ke orang lain yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran hoaks jelang Pemilu 2024.

“Ketika mendapat informasi tentang pemilu di grup WA, jangan langsung share. Baca dan
pastikan dulu informasinya, karena bisa jadi info itu termasuk hoaks yang bisa merugikan
keluarga Bapak Ibu juga nantinya,” tambah Ilham.

Tidak hanya menerapkan pola saring sebelum sharing, Ilham juga menyarankan kepada para
peserta untuk kerap memverifikasi informasi yang mencurigakan dengan mengecek kebenaran informasi terkait melalui website turnbackhoax.id dan cekfakta.com.

Antisipasi penyebaran hoaks jelang Pemilu juga dijelaskan oleh praktisi Digital Marketing Ina Nurhasanah yang memberi gambaran tentang bagaimana cara individu untuk membentengi diri sendiri dari penyebaran hoaks dengan penerapan berpikir positif.

“Coba bapak ibu bayangin kalau kita tidak berpikir positif alias negative thinking terus saat menerima informasi di internet atau di media sosial, nanti yang ada malah muncul kegaduhan dan kericuhan karena kita mudah terpancing. Selain itu juga bisa merugikan diri sendiri dan orang sekitar yang jadinya malah bikin diri kita itu merasa nggak merasa tenang dan bahagia," kata Ina.

Untuk mengenali berita hoaks di media sosial atau di internet agar tidak terpapar oleh konten negatif tersebut, kata Ina, cara pertama yakni memeriksa sumber dan tanggal kapan beritanya dipublikasikan, periksa juga judulnya karena biasanya hoaks itu punya judul yang provokatif, kemudian verifikasi faktanya, jangan lupa juga untuk cek foto dan video dari berita tersebut.

"Gunakan akal sehat bapak ibu dan edukasi diri sendiri agar bisa terbebas dari paparan berita hoaks yang bisa merugikan diri sendiri ataupun orang lain," tutup Ina.

Kegiatan Komunitas Literasi Digital Sapunyere dengan tema Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024 merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024