Semarang (ANTARA) - PT Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, menggandeng pembudidaya maggot untuk mengelola dan mengurai sampah organik di bandara tersebut yang menerapkan konsep Eco Airport dan Green Airport.

Hal ini ditandai dengan pemberian bantuan tanggung jawab sosial perusahaan secara simbolis kepada Puhon Indonesia Lestari untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah dengan budidaya maggot sebagai pengurai sampah organik di Kantor Administrasi Jenderal Ahmad Yani Semarang, Jumat, oleh General Manager Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang Fajar Purwawidada.

Bantuan senilai Rp111.750.000 akan digunakan untuk penyediaan peralatan budidaya maggot, alat pengolah sampah, dan alat transportasi pengambilan sampah di Bandara Internasional Ahmad Yani.



General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Fajar Purwawidada mengatakan bahwa saat ini diperlukan penanganan serius terhadap sampah agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.

Menurut dia, Puhon Indonesia Lestari dapat mengajak masyarakat lain untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan memilah sampah organik dan non-organik sehingga bisa menghasilkan nilai dan mengurangi sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah akhir.

Ia mengungkapkan, pengelolaan sampah di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang saat ini dengan nilai residu buangan 50 persen sudah menerapkan pengelolaan sampah dengan budidaya maggot sebagai pengurai sampah organik, sedangkan sampah non-organik yang mempunyai nilai ekonomi dijual, hasilnya  dipakai untuk pembiayaan operasional TPS di bandara setempat.



Penerapan konsep Eco Airport dan Green Airport di Bandara Internasional Ahmad Yani, lanjut dia, juga dilakukan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), penggunaan lampu hemat energi, pengelolaan sampah dan limbah, serta melakukan penghijauan penanaman 1.000 pohon di sekitar bandara.

”Melalui konsep eco airport, diharapkan operasional bandara dapat meminimalisasi dampak polusi, di antaranya polusi kebisingan (noise), getaran (vibration), udara (atmosphere), air (water), tanah (soil), sampah (solid waste), dan energi,” katanya.

Baca juga: Pungli di Imigrasi, raup ratusan juta perbulan

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024