Purwokerto (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro meminta kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) untuk melakukan normalisasi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, guna mengantisipasi bencana banjir dan longsor.
"Saya itu agak sedih kemarin waktu mengundang BBWSSO pada rapat menghadapi bencana, karena saya minta sungai-sungai itu dinormalisasi, tetapi ternyata belum bisa pada akhir tahun ini," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Oleh karena normalisasi sungai belum bisa dilakukan, kata Hanung, seketika itu juga dia langsung menyampaikan bahwa semua pihak di Banyumas harus siap menghadapi bencana.
Selain itu dia juga berencana datang ke Kantor BBWSSO di Yogyakarta untuk membicarakan masalah normalisasi sungai tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebagai upaya untuk mengantisipasi bencana, pihaknya pun telah mengumpulkan para kepala desa dari desa-desa yang berpotensi terjadi banjir dan longsor untuk diberikan peringatan dini potensi bencana hidrometeorologi tersebut.
"Termasuk di Desa Klinting yang kemarin terjadi longsor. Itu sekarang sudah ada poskonya karena di situ ada sekitar 120 keluarga yang terancam juga," katanya.
Saat memantau penanganan longsor di Desa Klinting, Kecamatan Somagede, pada Senin (4/12) sore, dia mengaku melihat bagian bawah tebing di sekitar rumah-rumah warga setempat sudah tergerus, sehingga berpotensi longsor lagi.
Menurut dia, hal itu perlu dipersiapkan skenario tentang siapa harus berbuat apa saat terjadi hujan lebat.
"Kemarin sudah disosialisasikan, termasuk yang rumahnya betul-betul mepet dengan tebing, saya minta supaya jangan tinggal di situ dulu," kata Pj Bupati.
Sejak datangnya musim hujan pada pertengahan November 2023 terjadi bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas, antara lain banjir menggenangi beberapa desa/kelurahan di Kecamatan Sumpiuh pada Rabu (14/11) akibat luapan sungai saat terjadi saat hujan ekstrem.
Sementara kejadian bencana tanah longsor yang mendapatkan perhatian banyak pihak, terjadi di Desa Klinting pada Senin (4/5) dini hari yang mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan tiga orang lainnya luka-luka setelah rumah yang mereka huni tertimpa material dari tebing yang longsor.
Selain itu tanah longsor juga menutup jalur rel ganda Purwokerto-Cirebon di KM 340+100 antara Stasiun Karanggandul dan Stasiun Karangsari yang masuk wilayah Kecamatan Cilongok pada Senin (4/12) dini hari, sehingga berdampak terhadap operasional kereta api dari arah Jakarta menuju Yogyakarta/Solo/Surabaya dan sebaliknya. Perjalanan kereta itu harus memutar melalui Bandung atau Semarang selama berlangsungnya penanganan terhadap material longsoran tersebut.
Baca juga: Pemkab Banyumas antisipasi inflasi pada momentum Natal 2023
"Saya itu agak sedih kemarin waktu mengundang BBWSSO pada rapat menghadapi bencana, karena saya minta sungai-sungai itu dinormalisasi, tetapi ternyata belum bisa pada akhir tahun ini," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Oleh karena normalisasi sungai belum bisa dilakukan, kata Hanung, seketika itu juga dia langsung menyampaikan bahwa semua pihak di Banyumas harus siap menghadapi bencana.
Selain itu dia juga berencana datang ke Kantor BBWSSO di Yogyakarta untuk membicarakan masalah normalisasi sungai tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebagai upaya untuk mengantisipasi bencana, pihaknya pun telah mengumpulkan para kepala desa dari desa-desa yang berpotensi terjadi banjir dan longsor untuk diberikan peringatan dini potensi bencana hidrometeorologi tersebut.
"Termasuk di Desa Klinting yang kemarin terjadi longsor. Itu sekarang sudah ada poskonya karena di situ ada sekitar 120 keluarga yang terancam juga," katanya.
Saat memantau penanganan longsor di Desa Klinting, Kecamatan Somagede, pada Senin (4/12) sore, dia mengaku melihat bagian bawah tebing di sekitar rumah-rumah warga setempat sudah tergerus, sehingga berpotensi longsor lagi.
Menurut dia, hal itu perlu dipersiapkan skenario tentang siapa harus berbuat apa saat terjadi hujan lebat.
"Kemarin sudah disosialisasikan, termasuk yang rumahnya betul-betul mepet dengan tebing, saya minta supaya jangan tinggal di situ dulu," kata Pj Bupati.
Sejak datangnya musim hujan pada pertengahan November 2023 terjadi bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas, antara lain banjir menggenangi beberapa desa/kelurahan di Kecamatan Sumpiuh pada Rabu (14/11) akibat luapan sungai saat terjadi saat hujan ekstrem.
Sementara kejadian bencana tanah longsor yang mendapatkan perhatian banyak pihak, terjadi di Desa Klinting pada Senin (4/5) dini hari yang mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan tiga orang lainnya luka-luka setelah rumah yang mereka huni tertimpa material dari tebing yang longsor.
Selain itu tanah longsor juga menutup jalur rel ganda Purwokerto-Cirebon di KM 340+100 antara Stasiun Karanggandul dan Stasiun Karangsari yang masuk wilayah Kecamatan Cilongok pada Senin (4/12) dini hari, sehingga berdampak terhadap operasional kereta api dari arah Jakarta menuju Yogyakarta/Solo/Surabaya dan sebaliknya. Perjalanan kereta itu harus memutar melalui Bandung atau Semarang selama berlangsungnya penanganan terhadap material longsoran tersebut.
Baca juga: Pemkab Banyumas antisipasi inflasi pada momentum Natal 2023