Semarang (ANTARA) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin membuka gelaran Pra Kualifikasi MTQ Internasional ke-4 di Jakarta dan diikuti 165 peserta yang lolos tahap administrasi. Mereka berasal dari lima benua, terdiri dari 77 peserta dari Afrika, 4 Amerika, 64 Asia, 2 Australia, dan 15 Eropa.
Kamaruddin, di Jakarta, Jumat (24/11) menjelaskan perhelatan MTQ Internasional yang bakal digelar di Indonesia sekitar bulan Maret atau April 2024, merupakan momentum untuk membangun peradaban Islam di dunia, sekaligus menjadi panggung bagi peserta dari 5 benua untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan jaringan. Selain itu, para peserta juga turut berkontribusi membangun peradaban Islam di dunia..
Turut hadir dalam pembukaan tersebut Ketua Dewan Hakim Prof KH Said Agil Husin Al Munawar dan Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi. Menurut Kamaruddin, MTQ Internasional juga merupakan program strategis untuk memperkenalkan keunikan Indonesia dalam mengelola keragaman identitas seperti agama, etnik, budaya, dan aspek lainnya.
Ia menekankan generasi muda muslim untuk menanamkan pemahaman yang benar tentang pandangan Islam terkait keragaman.
"Tujuan penciptaan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan saling menghormati satu sama lain,” katqnya.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, katanya, memberi perhatian yang besar terhadap pelaksanaan MTQ dan menurutnya MTQ Internasional juga menjadi sarana untuk memperluas pemahaman generasi muda terhadap isi Al-Qur’an.
“Digelar sejak 1968, pelaksanaan rutin MTQ di Indonesia telah melahirkan banyak juara dalam setiap cabang perlombaan, memberi dampak positif yang signifikan terhadap kecintaan masyarakat dan generasi muda terhadap Al-Qur’an. Pesantren dan lembaga penghafal Al-Qur’an mengalami peningkatan setiap tahunnya,” katanya.
Sebagai tuan rumah perhelatan akbar, tambah Kamaruddin, Indonesia telah menyediakan infrastruktur yang memadai termasuk digitalisasi dalam penyelenggaraan acara serta kualifikasi dan kompetensi Dewan Hakim yang berstandar internasional ditambah antusiasme yang baik dengan ditandai banyaknya peserta yang mengikuti Pra Kualifikasi MTQ Internasional.
Ia optimistis perhelatan MTQ Internasional mulai pra kualifikasi hingga babak utama akan berlangsung lancar, sukses, dan berdampak positif terhadap hubungan antarnegara.
“Banyaknya peserta yang mengikuti Pra Kualifikasi MTQ Internasional membuktikan antusiasme negara-negara di berbagai belahan dunia,” katanya.
Ahmad Zayadi dalam laporannya menyampaikan tahapan penyelenggaraan MTQ Internasional antara lain, Pertama masa pendaftaran, seluruh peserta terlibat wajib mengisi formulir dan mengirimkan video dengan durasi yang telah ditentukan. Kedua tahap Pra Kualifikasi pada 24 hingga 26 November.
Pra Kualifikasi MTQ Internasional ke-4, imbuh Zayadi, terdiri dari dua kategori, yaitu cabang Tilawah diikuti 57 peserta terdiri 12 perempuan dan 45 laki-laki. Sedangkan kedua, kategori Tahfizh (hafalan) diikuti 108 peserta terdiri 25 perempuan dan 83 laki-laki.
“Semua peserta akan tampil secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Mereka akan dinilai dan diseleksi oleh Dewan Hakim berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh panitia,” jelasnya.
Selanjutnya, tahap kandidat terpilih yang lolos kualifikasi diundang ke Indonesia untuk mengikuti tahap Grand Final dan terakhir identifikasi lokasi dan venue kompetisi serta koordinasi dengan beberapa pihak juri internasional.
Zayadi juga menambahkan gelaran MTQ Internasional merupakan momen penting bagi umat Islam untuk menebarkan pesan-pesan Al-Qur’an kepada dunia.
“Melalui ajaran Al-Qur’an, Islam mengajak masyarakat dunia untuk bersatu membangun perdamaian dan menjauhi praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.
Zayadi juga berharap gelaran MTQ Internasional dapat mendorong generasi muda di setiap negara peserta untuk berperan memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat dunia.
“Maka literasi Al-Qur’an akan meningkat dan nilai yang dipraktikkan dalam kehidupan akan menjaga tatanan dunia menjadi lebih baik,” katanya.
Pada pembukaan juga dihadiri Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Alquran dan Alhadits Rijal Ahmad Rangkuty, perwakilan LPTQ (DKI Jakarta, Jabar, Banten), PBNU (Muslimat NU, Fatayat NU, JQH NU), Aisyiyah Muhammadiyah, Fasih (Forum Silaturahmi Hafiz-Hafizah) Indonesia, serta IPQAH (Ikatan Persaudaraan Qari-Qariah dan Hafizh-Hafizhah).
Kamaruddin, di Jakarta, Jumat (24/11) menjelaskan perhelatan MTQ Internasional yang bakal digelar di Indonesia sekitar bulan Maret atau April 2024, merupakan momentum untuk membangun peradaban Islam di dunia, sekaligus menjadi panggung bagi peserta dari 5 benua untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan jaringan. Selain itu, para peserta juga turut berkontribusi membangun peradaban Islam di dunia..
Turut hadir dalam pembukaan tersebut Ketua Dewan Hakim Prof KH Said Agil Husin Al Munawar dan Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi. Menurut Kamaruddin, MTQ Internasional juga merupakan program strategis untuk memperkenalkan keunikan Indonesia dalam mengelola keragaman identitas seperti agama, etnik, budaya, dan aspek lainnya.
Ia menekankan generasi muda muslim untuk menanamkan pemahaman yang benar tentang pandangan Islam terkait keragaman.
"Tujuan penciptaan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan saling menghormati satu sama lain,” katqnya.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, katanya, memberi perhatian yang besar terhadap pelaksanaan MTQ dan menurutnya MTQ Internasional juga menjadi sarana untuk memperluas pemahaman generasi muda terhadap isi Al-Qur’an.
“Digelar sejak 1968, pelaksanaan rutin MTQ di Indonesia telah melahirkan banyak juara dalam setiap cabang perlombaan, memberi dampak positif yang signifikan terhadap kecintaan masyarakat dan generasi muda terhadap Al-Qur’an. Pesantren dan lembaga penghafal Al-Qur’an mengalami peningkatan setiap tahunnya,” katanya.
Sebagai tuan rumah perhelatan akbar, tambah Kamaruddin, Indonesia telah menyediakan infrastruktur yang memadai termasuk digitalisasi dalam penyelenggaraan acara serta kualifikasi dan kompetensi Dewan Hakim yang berstandar internasional ditambah antusiasme yang baik dengan ditandai banyaknya peserta yang mengikuti Pra Kualifikasi MTQ Internasional.
Ia optimistis perhelatan MTQ Internasional mulai pra kualifikasi hingga babak utama akan berlangsung lancar, sukses, dan berdampak positif terhadap hubungan antarnegara.
“Banyaknya peserta yang mengikuti Pra Kualifikasi MTQ Internasional membuktikan antusiasme negara-negara di berbagai belahan dunia,” katanya.
Ahmad Zayadi dalam laporannya menyampaikan tahapan penyelenggaraan MTQ Internasional antara lain, Pertama masa pendaftaran, seluruh peserta terlibat wajib mengisi formulir dan mengirimkan video dengan durasi yang telah ditentukan. Kedua tahap Pra Kualifikasi pada 24 hingga 26 November.
Pra Kualifikasi MTQ Internasional ke-4, imbuh Zayadi, terdiri dari dua kategori, yaitu cabang Tilawah diikuti 57 peserta terdiri 12 perempuan dan 45 laki-laki. Sedangkan kedua, kategori Tahfizh (hafalan) diikuti 108 peserta terdiri 25 perempuan dan 83 laki-laki.
“Semua peserta akan tampil secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Mereka akan dinilai dan diseleksi oleh Dewan Hakim berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh panitia,” jelasnya.
Selanjutnya, tahap kandidat terpilih yang lolos kualifikasi diundang ke Indonesia untuk mengikuti tahap Grand Final dan terakhir identifikasi lokasi dan venue kompetisi serta koordinasi dengan beberapa pihak juri internasional.
Zayadi juga menambahkan gelaran MTQ Internasional merupakan momen penting bagi umat Islam untuk menebarkan pesan-pesan Al-Qur’an kepada dunia.
“Melalui ajaran Al-Qur’an, Islam mengajak masyarakat dunia untuk bersatu membangun perdamaian dan menjauhi praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.
Zayadi juga berharap gelaran MTQ Internasional dapat mendorong generasi muda di setiap negara peserta untuk berperan memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat dunia.
“Maka literasi Al-Qur’an akan meningkat dan nilai yang dipraktikkan dalam kehidupan akan menjaga tatanan dunia menjadi lebih baik,” katanya.
Pada pembukaan juga dihadiri Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Alquran dan Alhadits Rijal Ahmad Rangkuty, perwakilan LPTQ (DKI Jakarta, Jabar, Banten), PBNU (Muslimat NU, Fatayat NU, JQH NU), Aisyiyah Muhammadiyah, Fasih (Forum Silaturahmi Hafiz-Hafizah) Indonesia, serta IPQAH (Ikatan Persaudaraan Qari-Qariah dan Hafizh-Hafizhah).