Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah memaksimalkan gerakan memasyarakatkan konsumsi ikan untuk memenuhi asupan gizi pada anak sebagai upaya mencegah kasus stunting di daerah itu.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Pekalongan Inggit Soraya di Pekalongan, Senin, mengatakan gerakan konsumsi ikan tersebut menyasar masyarakat yang berada di empat kecamatan.
"Asupan gizi anak di masa seribu hari pertama kehidupan tidak boleh disepelekan oleh orang tua. Jika kebutuhan gizi tidak tercukupi, pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak akan terhambat, sehingga berakibat stunting," katanya.
Menurut dia, gemar makan ikan menjadi salah satu asupan yang memiliki kandungan protein yang murah harganya dan tidak kalah hebatnya dengan kandungan protein daging.
Saat ini, kata dia, banyak anak usia dini yang sulit atau tidak suka makan ikan, padahal kandungan asam lemak omega-3 pada ikan sangat baik untuk perkembangan otak.
"Oleh karena itu, kami mengajak orang tua bagaimana mengolah ikan supaya disukai anak. Silakan, ibu-ibu bikin makanan yang disukai anak, seperti fish roll atau nugget yang berbahan baku ikan," katanya.
Inggit Soraya mengatakan biasanya anak-anak suka makanan frozen, karena lebih gurih, namun tidak berbentuk ikan.
Kepada orang tua yang telah mengikuti pelatihan dan edukasi, kata dia, mereka dapat mempraktikkan pengetahuan membuat olahan makanan dari bahan ikan agar disukai anak-anak.
"Kandungan omega-3 ini lebih cepat mengatasi tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun kecerdasan otaknya. Kami berharap gerakan memasyarakatkan makan ikan bisa menjadi salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting di daerah ini," katanya.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Pekalongan Inggit Soraya di Pekalongan, Senin, mengatakan gerakan konsumsi ikan tersebut menyasar masyarakat yang berada di empat kecamatan.
"Asupan gizi anak di masa seribu hari pertama kehidupan tidak boleh disepelekan oleh orang tua. Jika kebutuhan gizi tidak tercukupi, pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak akan terhambat, sehingga berakibat stunting," katanya.
Menurut dia, gemar makan ikan menjadi salah satu asupan yang memiliki kandungan protein yang murah harganya dan tidak kalah hebatnya dengan kandungan protein daging.
Saat ini, kata dia, banyak anak usia dini yang sulit atau tidak suka makan ikan, padahal kandungan asam lemak omega-3 pada ikan sangat baik untuk perkembangan otak.
"Oleh karena itu, kami mengajak orang tua bagaimana mengolah ikan supaya disukai anak. Silakan, ibu-ibu bikin makanan yang disukai anak, seperti fish roll atau nugget yang berbahan baku ikan," katanya.
Inggit Soraya mengatakan biasanya anak-anak suka makanan frozen, karena lebih gurih, namun tidak berbentuk ikan.
Kepada orang tua yang telah mengikuti pelatihan dan edukasi, kata dia, mereka dapat mempraktikkan pengetahuan membuat olahan makanan dari bahan ikan agar disukai anak-anak.
"Kandungan omega-3 ini lebih cepat mengatasi tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun kecerdasan otaknya. Kami berharap gerakan memasyarakatkan makan ikan bisa menjadi salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting di daerah ini," katanya.