Solo (ANTARA) - Seorang dokter Palestina yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr Mueen Al Shurafa dikabarkan gugur di jalur Gaza akibat serangan bom Israel.
Terkait hal itu, Rektor FK UNS Prof Reviono di Solo, Jawa Tengah, ikut berbela sungkawa atas kejadian tersebut.
"Almarhum adalah mahasiswa prodi (program studi) Spesialis Anestesi, masuk 2013 dan selesai 2018," katanya.
Sebagai alumni yang menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran UNS, pihaknya ikut berbangga karena almarhum telah mengabdikan dirinya dengan ilmu yang telah dikuasai selama pendidikan di UNS.
"Ini tentunya membanggakan kami, ketika mendarmabaktikan ilmu dan ketrampilan medisnya secara ikhlas. Satu garis dengan kebijakan pemerintah yang mendukung suatu kemerdekaan bangsa. Dr Mueen telah mendarmabaktikan sesuai kebijakan pemerintah yang berjuang akan meraih kemerdekaannya," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UNS Purwoko mengatakan dr Mueen tidak sempat mengikuti wisuda pada September lalu.
"Beliau pulang ke Gaza sebelum wisuda, waktu itu ada jadwal wisuda September, namun pulang (ke Gaza, Red.) Agustus karena ada kabar Rafah dibuka," katanya.
Menurut informasi, Rafah merupakan satu-satunya akses ke Gaza yang dapat ditempuh dari Kairo.
"Pakai bus 6-8 jam. Beliau dengan keluarganya," katanya.
Mengenai sosoknya, Purwoko mengatakan dr Mueen merupakan orang yang baik, jujur, dan tidak banyak bicara.
"Beliau khas Arab Palestina, orangnya baik, kerjanya cepat, terkesan angkuh, ya, karena tidak banyak bicara. Mau beramah tamah, kan beliau tidak bisa bahasa kita," katanya.*
Terkait hal itu, Rektor FK UNS Prof Reviono di Solo, Jawa Tengah, ikut berbela sungkawa atas kejadian tersebut.
"Almarhum adalah mahasiswa prodi (program studi) Spesialis Anestesi, masuk 2013 dan selesai 2018," katanya.
Sebagai alumni yang menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran UNS, pihaknya ikut berbangga karena almarhum telah mengabdikan dirinya dengan ilmu yang telah dikuasai selama pendidikan di UNS.
"Ini tentunya membanggakan kami, ketika mendarmabaktikan ilmu dan ketrampilan medisnya secara ikhlas. Satu garis dengan kebijakan pemerintah yang mendukung suatu kemerdekaan bangsa. Dr Mueen telah mendarmabaktikan sesuai kebijakan pemerintah yang berjuang akan meraih kemerdekaannya," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UNS Purwoko mengatakan dr Mueen tidak sempat mengikuti wisuda pada September lalu.
"Beliau pulang ke Gaza sebelum wisuda, waktu itu ada jadwal wisuda September, namun pulang (ke Gaza, Red.) Agustus karena ada kabar Rafah dibuka," katanya.
Menurut informasi, Rafah merupakan satu-satunya akses ke Gaza yang dapat ditempuh dari Kairo.
"Pakai bus 6-8 jam. Beliau dengan keluarganya," katanya.
Mengenai sosoknya, Purwoko mengatakan dr Mueen merupakan orang yang baik, jujur, dan tidak banyak bicara.
"Beliau khas Arab Palestina, orangnya baik, kerjanya cepat, terkesan angkuh, ya, karena tidak banyak bicara. Mau beramah tamah, kan beliau tidak bisa bahasa kita," katanya.*