Temanggung (ANTARA) - Potensi pergeseran dari lahan padi ke tanaman cabai di Temanggung sejak tahun 2022 hingga sekarang mencapai 2.000-3.000 hektere, kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto.
"Tanaman padi kita tinggal 18.000 sampai 21.000 hektare per tahun karena tergeser atau beralih ke tanaman cabai," katanya di Temanggung, Sabtu.
Luas tanaman cabai setahun 11.000 hektare, apalagi didukung harga cabai yang relatif tinggi dalam setahun ini.
Ia menyampaikan padi setiap tiga bulan harus ganti, cabai sekarang bisa sampai delapan bulan tanam sekali, empat bulan awal dia sudah balik modal.
"Bulan-bulan berikutnya itu tinggal caranya siklus saja, saya pun tidak galau kalau kemudian terjadi perbedaan itu, sepanjang komoditas yang ditanam itu mempunyai nilai ekonomi," katanya.
Ia menyampaikan karena di ketahanan pangan itu selain berbicara cadangan pangan, stok pangan juga ada distribusi pangan.
"Tidak hanya dari kita artinya panen cabai itu berarti beli dari luar memang resiko dia lebih mahal karena ada angkutan dan sebagainya," katanya.
"Tanaman padi kita tinggal 18.000 sampai 21.000 hektare per tahun karena tergeser atau beralih ke tanaman cabai," katanya di Temanggung, Sabtu.
Luas tanaman cabai setahun 11.000 hektare, apalagi didukung harga cabai yang relatif tinggi dalam setahun ini.
Ia menyampaikan padi setiap tiga bulan harus ganti, cabai sekarang bisa sampai delapan bulan tanam sekali, empat bulan awal dia sudah balik modal.
"Bulan-bulan berikutnya itu tinggal caranya siklus saja, saya pun tidak galau kalau kemudian terjadi perbedaan itu, sepanjang komoditas yang ditanam itu mempunyai nilai ekonomi," katanya.
Ia menyampaikan karena di ketahanan pangan itu selain berbicara cadangan pangan, stok pangan juga ada distribusi pangan.
"Tidak hanya dari kita artinya panen cabai itu berarti beli dari luar memang resiko dia lebih mahal karena ada angkutan dan sebagainya," katanya.