Semarang (ANTARA) - Hamparan sawah tadah hujan di Dusun Kebyuk Jatisrono, Wonogiri, bertransformasi menjadi sawah irigasi setelah mendapatkan kemudahan akses kelistrikan melalui program electrifying  agriculture (EA) PLN.

Listrik mendorong pertumbuhan produktivitas petani dari yang semula siklus panen 3 kali menjadi 4 kali dalam setahun.

Lahan tadah hujan merupakan lahan pertanian yang tidak mendapatkan suplai air irigasi, sehingga kebutuhan air tanaman hanya dipenuhi dari curah hujan. Keadaan ini menyebabkan sering terjadi kegagalan panen atau hasil panen tidak maksimal karena terjadi kekurangan air pada fase-fase tertentu dalam pertumbuhan tanaman. Untuk itu, PLN hadir melalui program electrifying agriculture mendorong pertumbuhan perekonomian sektor agrikultur dengan dukungan terhadap teknologi pertanian.

Supono, petani di Kebyuk, menjelaskan bahwa penggunaan listrik untuk pompa air pada 16 hektar sawah tersebut terbukti menghemat biaya produksi hingga lebih dari 60 persen.

"Terimakasih PLN. Sebelum adanya listrik, petani disini hanya mengandalkan hujan atau sawah tadah hujan dan dibantu pompa air diesel. Dengan adanya listrik, biaya produksi untuk pompa air menjadi lebih hemat dan siklus panen, dari 2 kali padi 1 kali palawija menjadi 3 kali panen padi dan 1 kali palawija." ujar Supono.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Mochamad Soffin Hadi menyampaikan program ini diinisiasi khusus untuk membantu petani dalam meningkatkan produktivitasnya. "Program electrifying agriculture di bidang pertanian ini kami sebut Panen, terbukti meningkatkan produktivitas dan efisiensi bagi para petani. PLN tidak hanya sekedar menerangi, tetapi juga mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Antusiasme juga datang dari Sunardi, Ketua Kelompok Tani Marsudi Tani Dusun Kebyuk yang mengungkapkan apresiasi terhadap PLN.

"Terimakasih pada PLN sebagai BUMN hadir untuk membawa kemakmuran khususnya di dusun Kebyuk. Sawah kami adalah sawah tadah hujan dan bila musim kemarau dibantu pompa air diesel dari sungai yang jauhnya 2 kilometer, namun saat ini petani sudah dapat menikmati sawah irigasi karena masuknya listrik sehingga petani dapat membuat sumur dengan pompa air listrik di beberapa titik yang dekat dengan sawah." jelas Sunardi.

Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan, Dian Herizal mengungkapkan bahwa program electrifying agriculture merupakan wujud dukungan PLN untuk mendorong pertumbuhan perekonomian di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional melalui kemudahan akses listrik.

"Dari awal tahun ini hingga September 2023, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY telah memberikan kemudahan akses kelistrikan bagi 3.935 pelanggan sektor agrikultur di wilayah Jawa Tengah dan DIY dengan total daya tersambung 23.935,8 KVA. Kami berharap akan lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan electrifying agriculture PLN ini ke depannya." ungkap Dian dalam acara Seremoni Penyalaan Serentak Electrifying Agriculture bulan September 2023, Selasa (31/10).

Senada dengan hal tersebut, pemerintah Kabupaten Wonogiri menyambut baik sinergi antara PLN dengan pemerintah. Baroto Eko Pujianto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri mengucapkan terimakasih pada PLN atas dukungan dalam sektor pertanian di Wonogiri.

"Kami menyambut baik upaya PLN. Kami ucapkan terimakasih bagi PLN atas dukungan dan kerja kerasnya. Semoga petani Wonogiri dapat lebih makmur," pungkasnya. ***

Pewarta : ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024