Semarang (ANTARA) - Tanoto Foundation sukses menerapkan Program Kepala Sekolah Inovator salah satunya di SDN Sendangmulyo 02, Kota Semarang, Jawa Tengah yang berhasil berinovasi menghasilkan tiga program utama salah satunya menekan dan mengatasi perundungan di tingkat siswa.

Sasmoyo Hermawan, selaku Training Specialist
Tanoto Foundation, di Semarang, Senin (23/10) menjelaskan bahwa Kepala Sekolah Inovator merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan tupoksi kepala sekolah sebagai inovatornya.

"Ada 28 sekolah baik SD dan SMP yang ada di Semarang yang menerapkan Kepala Sekolah Inovator ini. Ada tiga pilihan projek yakni Perpustakaan Hibrida, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan Penerapan Pembelajaran Terdiferensiasi. Mayoritas untuk sekolah jenjang SD memilih projek P5, sedangkan tingkat SMP memilih Perpustakaan Hibrida," kata Sasmoyo.

Pada acara yang dihadiri Agus Sutrisno, selaku
Subkor Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kota Semarang dan Darsimah, selaku Kepala SDN Sendangmulyo 02 Kota Semarang tersebut, Sasmoyo menjelaskan timeline dan alur Kepala Sekolah Inovator yang telah dimulai sejak April-Juni 2023 yang diawali dengan webinar, pelaksanaan project (Juli sampai Oktober 2023) dan ditutup dengan webinar kepala sekolah menjadi agen perubahan berkelanjutan (Oktober-November 2023).

Darsimah menjelaskan di SDN Sendangmulyo 02 menerapkan Kepala Sekolah Inovator dan dirinya memilih project P5 dengan menelurkan tiga program yakni Program Pelatihan Literasi Numerasi atau Platinum, Program Galon Penampungan (GP), dan Program Aku PEKA (Peduli Empati Kasih Sayang).

Pada Program Platinum, lanjut Darsimah, dijalankan setiap hari selama 10 menit sebelum pembelajaran dan disesuaikan kebutuhan siswa di kelas masing-masing; Program Galon Penampungan disediakan dua galon untuk tempat catatan perundungan yang pernah dialami siswa seperti apakah pernah dicubit atau yang lainnya dan galon berisi harapan.

"Di sekolah kami tidak ada kasus berat terkait perundungan. Program ini muncul karena nilai Rapor Pendidikan kami pada iklim keamanannya mengalami penurunan dari yang sebelumnya 82,67 persen di 2022 menjadi 80,68 persen di 2023," katanya.

Atas dasar tersebut, lanjut Darsimah, pihaknya masif melakukan beragam upaya untuk menggenjot agar iklim keamanan sekolah naik dengan sebelumnya melakukan kampanye bersama orang tua murid baik itu komite sekolah dan paguyuban orang tua murid masuk ke masing-masing kelas memberikan sosialisasi stop perundungan.

Sementara Program Aku PEKA, siswa SDN Sendangmulyo 02 melahirkan kader dari siswa yang mau peduli dan ikut menyuarakan stop perundungan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar.

Agus Sutrisno menambahkan pihaknya berterima kasih dan memberikan apresiasi atas pendampingan yang dilakukan Tanoto Foundation untuk sekolah di Kota Semarang khususnya yang terpilih mendapatkan pendampingan tersebut.

”Dimana untuk tahun 2023 ini adalah program yang berkaitan dengan mendorong kepala sekolah inovator. Jadi, pelatihan tersebut bisa mewadahi kurikulum kepala sekolah untuk mendesain sebuah program untuk sekolahnya. Seperti salah satunya dilakukan oleh SDN Sendangmulyo 02 Semarang tersebut,” kata Agus.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024