Magelang (ANTARA) - Santri sebagai penjaga terdepan dalam pertempuran melawan ketidakpahaman, kebodohan dan ketertinggalan, kata Wali Kota Magelang M. Nur Aziz.
"Santri merupakan pejuang ilmu pengetahuan yang tidak kenal lelah mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan sebagai senjata utama mereka," katanya pada apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023 tingkat Kota Magelang di halaman MAN Kota Magelang, Minggu.
Wali Kota Magelang M. Nur Aziz menjadi pembina apel tersebut. Turut Hadir Wakil Wali Kota Magelang KH. M. Mansyur serta segenap pengasuh dan santri pondok pesantren se-Kota Magelang.
Ia mengemukakan, tema peringatan HSN tahun 2023 adalah "Jihad Santri, Jayakan Negeri". Tema ini memberi pesan bahwa peringatan HSN tahun ini harus dirayakan dengan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan kebodohan.
"Di zaman yang penuh tantangan dan kompleksitas, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada perjuangan intelektual yang penuh semangat," katanya.
Dalam tradisi Islam, katanya jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan.
Santri sebagai teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, para santri memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan.
Pada kesempatan tersebut, Aziz juga membacakan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyampaikan bahwa peran santri sebagai pilar keagamaan dan keilmuan dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
"Sebagai santri, kita tidak hanya berkewajiban memahami ajaran agama dengan baik, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam tindakan dan perilaku kita sehari-hari," katanya.
Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Para santri diharapkan menjadi insan yang cerdas, peduli terhadap sesama, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
"Santri merupakan pejuang ilmu pengetahuan yang tidak kenal lelah mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan sebagai senjata utama mereka," katanya pada apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023 tingkat Kota Magelang di halaman MAN Kota Magelang, Minggu.
Wali Kota Magelang M. Nur Aziz menjadi pembina apel tersebut. Turut Hadir Wakil Wali Kota Magelang KH. M. Mansyur serta segenap pengasuh dan santri pondok pesantren se-Kota Magelang.
Ia mengemukakan, tema peringatan HSN tahun 2023 adalah "Jihad Santri, Jayakan Negeri". Tema ini memberi pesan bahwa peringatan HSN tahun ini harus dirayakan dengan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan kebodohan.
"Di zaman yang penuh tantangan dan kompleksitas, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada perjuangan intelektual yang penuh semangat," katanya.
Dalam tradisi Islam, katanya jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan.
Santri sebagai teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, para santri memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan.
Pada kesempatan tersebut, Aziz juga membacakan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyampaikan bahwa peran santri sebagai pilar keagamaan dan keilmuan dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
"Sebagai santri, kita tidak hanya berkewajiban memahami ajaran agama dengan baik, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam tindakan dan perilaku kita sehari-hari," katanya.
Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Para santri diharapkan menjadi insan yang cerdas, peduli terhadap sesama, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.