Magelang (ANTARA) - Para guru pengampu bimbingan konseling (BK) di Kota Magelang mendapatkan pelatihan pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang.

Wali Kota Magelang M. Nur Aziz di Magelang, Rabu, menyampaikan motivasi agar guru-guru BK di Kota Magelang menggunakan pendekatan yang humanis, terutama saat menangani anak-anak bermasalah di sekolah masing-masing.

"Saya pengin banget kepada guru-guru BK jangan selalu mudah men-'justice' (menghakimi) siswa, 'kalau kamu bodoh', memang orang dengan IQ tinggi jangan dianggap paling hebat, tapi bagaimana guru (yang menghadapi) anak IQ lebih rendah mengembangkan potensi-potensi yang lain," katanya.

Ia menyampaikan, sejak dulu stigma BK adalah menakutkan karena menangani siswa bermasalah. Oleh sebab itu, dia ingin agar guru BK berubah dari menakutkan menjadi menyenangkan dan nyaman.

Menurut dia, lebih penting adalah proses bagaimana mengubah siswa bermasalah menjadi tidak bermasalah.

Dia mengingatkan bahwa semua orang, termasuk siswa, adalah pemenang dan memiliki potensi masing-masing.

"Jadi tidak ada kesan ada anak 'bawah' anak 'atas', semua sama. Hanya bagaimana kita bisa mengembangkan potensi anak-anak itu," katanya.

Kepala DPMP4KB Kota Magelang, Nasrodin menjelaskan, pelatihan dan sinkronisasi kapasitas SDM bagi guru BK ini dilatarbelakangi oleh maraknya kasus perundungan serta kasus lainnya seperti kekerasan dan peredaran narkoba di sekolah. Pesertanya adalah guru-guru BK dan sumber daya lembaga penyedia layanan anak yang memerlukan perlindungan khusus di Kota Magelang.

"Pelatihan ini menyangkut manajemen nanti bagaimana menangani kasus-kasus di sekolah. Harapannya melalui pelatihan ini kita mempunyai frame, pemahaman dan standar yang sama ketika menangani persoalan yang muncul di sekolah," katanya. 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024