Solo (ANTARA) -
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta memfasilitasi distribusi pangan ke Pusat Pergudangan Pedaringan (PAU) untuk mengendalikan angka inflasi daerah.
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa di sela peresmian pengiriman perdana fasilitas distribusi pangan di Solo, Jawa Tengah, Selasa mengatakan kolaborasi penting dilakukan dalam rangka pengendalian inflasi.
"Selain itu juga untuk mencapai pemulihan ekonomi," katanya.
Mengenai kondisi perekonomian di Kota Solo, dikatakannya, sebetulnya bergerak positif. Namun demikian kondisi tersebut selalu diikuti oleh angka inflasi yang juga naik.
"Bagi kami tidak terlalu risih, pertumbuhan ekonomi dibarengi inflasi. Namun Surakarta ini jadi pasar tidak hanya Solo Raya tetapi juga bagi beberapa daerah lain," katanya.
Melihat kondisi tersebut, dikatakannya, belum tentu kenaikan inflasi diakibatkan oleh permintaan masyarakat Kota Solo yang tinggi.
"Pasar Legi kan jadi pasar induk, jadi tempat kulakan. Jadi ini bukan sesuatu yang harus dirisaukan. Masih bisa ditoleran dan diikuti pertumbuhan ekonomi meningkat," katanya.
Meski demikian, menurut dia kondisi tersebut harus dibuktikan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang juga membaik.
"Kalau menengah ke atas (yang kesejahteraannya meningkat, Red.) maka belum selesai. Artinya ada kebutuhan pokok yang belum bisa terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surakarta Gatot Sutanto mengatakan upaya tersebut untuk membantu pengendalian inflasi pangan di Kota Surakarta.
"Pada September Kota Solo mengalami inflasi 0,42 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil 0,25 persen. Selama beberapa bulan terakhir beras juga memberikan andil inflasi cukup signifikan pada inflasi," katanya.
Ia mengatakan pada high level meeting TPID Kota Surakarta disepakati adanya pemberian fasilitasi distribusi pangan yang didukung oleh Bank Indonesia dan PAU Pedaringan.
"Ini membantu daya beli masyarakat di tengah iklim elnino, terganggunya produksi pangan sehingga mendorong tingkat inflasi. Harapannya dengan pemberian fasilitasi distribusi dapat menurunkan harga komoditas pangan sehingga dapat terbeli oleh masyarakat," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang gencarkan tanaman pangan cepat panen tekan inflasi