Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa helikopter yang membawa "water bombing" kembali membantu pemadaman kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang.
"Dari Kalimantan singgah ke Surabaya, terus Semarang. 'Base'-nya nanti di Semarang, kalau yang kemarin di Solo. Rencana, besok (10/10) pagi (mulai)," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Senin.
Sejauh ini, kata dia, proses pemadaman kebakaran di TPA Jatibarang masih berlangsung dan akan dituntaskan dengan gempuran bom air yang disiramkan dari atas menggunakan helikopter.
Menurut dia, ada beberapa titik yang tidak terjangkau mobil pemadam kebakaran sehingga dibutuhkan upaya alternatif pemadaman, seperti menggunakan bantuan alat berat, seperti backhoe dan buldozer.
"Sebagaimana disampaikan Pak Pj. Gubernur Jateng (Nana Sudjana), paling mantep, ya, dengan 'water bombing'," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang tersebut.
Mengenai penyebab kebakaran, Ita mengaku secara pasti belum diketahui karena dugaannya bisa dari "human error", misalnya buang puntung rokok sembarangan, atau bisa juga faktor alam.
"Penyebab (kebakaran) belum tahu. Kalau lihat seperti itu bisa juga human error, ya, kan itu ada di pinggir jalan. Ada yang seberangnya juga kandang sapi," katanya.
Karena itu, Ita mengatakan akan dipasang kamera pengintai atau CCTV di sekitar TPA Jatibarang karena sejak 18 September 2023 lalu terjadi beberapa kali kebakaran, baik di zona pasif maupun zona aktif.
Bahkan, ia juga mengusulkan ada CCTV thermal yang bisa mendeteksi panas sebagai langkah antisipasi terjadinya kebakaran lagi di TPA Jatibarang.
"Saya sudah minta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pasang CCTV dan memperketat orang masuk. Kemarin ternyata belum dipasang. Saya juga minta juga CCTV thermal untuk deteksi dini," ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran melanda kawasan TPA Jatibarang, Kota Semarang, pada Senin (18/9) siang dan baru memasuki proses pendinginan pada Selasa (19/9) lalu sekitar pukul 04.00 WIB.
Kebakaran setidaknya sudah empat kali terjadi di TPA Jatibarang sejak September 2023, diawali pada Selasa (19/9) lalu yang berlangsung lebih dari satu pekan, dan dibantu dengan "water bombing".
"Water bombing" atau bom air yang digunakan juga untuk pemadaman TPA Putri Cempo Solo dan lereng Gunung Bromo, mulai Sabtu (23/9) membantu pemadaman di TPA Jatibarang.
Operasi "water bombing" menggunakan helikopter jenis Super Puma milik BNPB yang mengambil air dari Waduk Jatibarang dengan kapasitas angkut 4.000 liter air berakhir pada 28 September lalu.
"Dari Kalimantan singgah ke Surabaya, terus Semarang. 'Base'-nya nanti di Semarang, kalau yang kemarin di Solo. Rencana, besok (10/10) pagi (mulai)," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Senin.
Sejauh ini, kata dia, proses pemadaman kebakaran di TPA Jatibarang masih berlangsung dan akan dituntaskan dengan gempuran bom air yang disiramkan dari atas menggunakan helikopter.
Menurut dia, ada beberapa titik yang tidak terjangkau mobil pemadam kebakaran sehingga dibutuhkan upaya alternatif pemadaman, seperti menggunakan bantuan alat berat, seperti backhoe dan buldozer.
"Sebagaimana disampaikan Pak Pj. Gubernur Jateng (Nana Sudjana), paling mantep, ya, dengan 'water bombing'," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang tersebut.
Mengenai penyebab kebakaran, Ita mengaku secara pasti belum diketahui karena dugaannya bisa dari "human error", misalnya buang puntung rokok sembarangan, atau bisa juga faktor alam.
"Penyebab (kebakaran) belum tahu. Kalau lihat seperti itu bisa juga human error, ya, kan itu ada di pinggir jalan. Ada yang seberangnya juga kandang sapi," katanya.
Karena itu, Ita mengatakan akan dipasang kamera pengintai atau CCTV di sekitar TPA Jatibarang karena sejak 18 September 2023 lalu terjadi beberapa kali kebakaran, baik di zona pasif maupun zona aktif.
Bahkan, ia juga mengusulkan ada CCTV thermal yang bisa mendeteksi panas sebagai langkah antisipasi terjadinya kebakaran lagi di TPA Jatibarang.
"Saya sudah minta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pasang CCTV dan memperketat orang masuk. Kemarin ternyata belum dipasang. Saya juga minta juga CCTV thermal untuk deteksi dini," ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran melanda kawasan TPA Jatibarang, Kota Semarang, pada Senin (18/9) siang dan baru memasuki proses pendinginan pada Selasa (19/9) lalu sekitar pukul 04.00 WIB.
Kebakaran setidaknya sudah empat kali terjadi di TPA Jatibarang sejak September 2023, diawali pada Selasa (19/9) lalu yang berlangsung lebih dari satu pekan, dan dibantu dengan "water bombing".
"Water bombing" atau bom air yang digunakan juga untuk pemadaman TPA Putri Cempo Solo dan lereng Gunung Bromo, mulai Sabtu (23/9) membantu pemadaman di TPA Jatibarang.
Operasi "water bombing" menggunakan helikopter jenis Super Puma milik BNPB yang mengambil air dari Waduk Jatibarang dengan kapasitas angkut 4.000 liter air berakhir pada 28 September lalu.