Semarang (ANTARA) - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengembangkan bisnis hingga ke luar negeri atau “go international”.
“Kami mendorong UMKM untuk ‘go international’ melalui pelatihan-pelatihan, kami bantu jaringan-jaringannya, kami bantu dengan konsultan-konsultan ekspor yang membantu UMKM ke negara tujuan ekspor UMKM Jateng seperti Eropa, Amerika, Jepang, Korea Selatan, maupun yang di daerah Asia seperti Arab Saudi dan Dubai juga menjadi tujuan,” kata Kepala Dinkop UKM Jateng Eddy Sulistiyo Bramiyanto di Semarang, Rabu.
Menurut dia, dukungan yang diberikan pihaknya kepada pelaku UMKM terus dilakukan secara maksimal, bahkan UMKM yang semula belum bisa memasarkan produknya ke luar negeri kini telah bisa mengekspor produk unggulannya.
Selain itu, Dinkop UKM juga melakukan berbagai upaya ke UMKM, terutama yang telah siap melakukan pemasaran ke luar negeri, mulai dari cara peningkatan kualitas produk, kemasan, pemasaran dan lainnya.
“Kami latih para UMKM ini, yang menurut kami sudah siap untuk go international dan siap ekspor, kami latih dengan tata cara bagaimana UMKM bisa ekspor. Di tahun 2021 ada 42 UMKM di sekitar 25 negara. Di 2022, sebanyak 172 UMKM di sekitar 45 negara,” ujarnya.
Ia mengungkapkan beberapa waktu lalu pihaknya mengajak 30 orang pelaku UMKM untuk ke Bali guna memasarkan produknya sebab di Bali saat itu tengah berkumpul para pembeli asing.
Melalui kegiatan yang seluruh akomodasi transportasi ditanggung Pemprov Jateng itu, pelaku UMKM Jateng bertemu 28 orang pembeli yang 12 orang di antaranya membeli produk UMKM Jateng dengan total transaksi penjualan bisa mencapai sekitar Rp25 miliar selama tiga hari.
Dinkop UKM Jateng mencatat pada sepuluh tahun terakhir memang pertumbuhan UMKM melejit. Aset UMKM yang semula lima tahun lalu sekitar Rp10,4 triliun, namun pada 2023 mencapai sekitar Rp68,8 triliun.
Demikian juga pertumbuhan UMKM, yang semula lima tahun lalu Pemprov hanya membina 67 ribu UMKM, tapi pada 2023 mencapai 184 ribu UMKM.
Baca juga: Kemenag Pekalongan minta pelaku UMKM urus sertifikasi produk halal
“Kami mendorong UMKM untuk ‘go international’ melalui pelatihan-pelatihan, kami bantu jaringan-jaringannya, kami bantu dengan konsultan-konsultan ekspor yang membantu UMKM ke negara tujuan ekspor UMKM Jateng seperti Eropa, Amerika, Jepang, Korea Selatan, maupun yang di daerah Asia seperti Arab Saudi dan Dubai juga menjadi tujuan,” kata Kepala Dinkop UKM Jateng Eddy Sulistiyo Bramiyanto di Semarang, Rabu.
Menurut dia, dukungan yang diberikan pihaknya kepada pelaku UMKM terus dilakukan secara maksimal, bahkan UMKM yang semula belum bisa memasarkan produknya ke luar negeri kini telah bisa mengekspor produk unggulannya.
Selain itu, Dinkop UKM juga melakukan berbagai upaya ke UMKM, terutama yang telah siap melakukan pemasaran ke luar negeri, mulai dari cara peningkatan kualitas produk, kemasan, pemasaran dan lainnya.
“Kami latih para UMKM ini, yang menurut kami sudah siap untuk go international dan siap ekspor, kami latih dengan tata cara bagaimana UMKM bisa ekspor. Di tahun 2021 ada 42 UMKM di sekitar 25 negara. Di 2022, sebanyak 172 UMKM di sekitar 45 negara,” ujarnya.
Ia mengungkapkan beberapa waktu lalu pihaknya mengajak 30 orang pelaku UMKM untuk ke Bali guna memasarkan produknya sebab di Bali saat itu tengah berkumpul para pembeli asing.
Melalui kegiatan yang seluruh akomodasi transportasi ditanggung Pemprov Jateng itu, pelaku UMKM Jateng bertemu 28 orang pembeli yang 12 orang di antaranya membeli produk UMKM Jateng dengan total transaksi penjualan bisa mencapai sekitar Rp25 miliar selama tiga hari.
Dinkop UKM Jateng mencatat pada sepuluh tahun terakhir memang pertumbuhan UMKM melejit. Aset UMKM yang semula lima tahun lalu sekitar Rp10,4 triliun, namun pada 2023 mencapai sekitar Rp68,8 triliun.
Demikian juga pertumbuhan UMKM, yang semula lima tahun lalu Pemprov hanya membina 67 ribu UMKM, tapi pada 2023 mencapai 184 ribu UMKM.
Baca juga: Kemenag Pekalongan minta pelaku UMKM urus sertifikasi produk halal