Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Semarang terus memperkuat  upaya promotif preventif dalam upaya mendukung program pemerintah dalam menyehatkan masyarakat dari penyakit degeneratif.

Salah satunya, upaya pencegahan kanker serviks yang saat ini tidak hanya berfokus pada layanan kuratif dan rehabilitatif. Namun Program Jaminan Kesehatan nasional (JKN) tengah memfokuskan pada upaya skrining dan deteksi dini.

Menilik Data Global Burden Of Cancer Study (Globocan), menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker.

Sedangkan berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi tumor/ kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.  Dua jenis kanker  terbanyak di Indonesia yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim.

Sejalan dengan data tersebut, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar mengaku Program JKN ini merevitalisasi pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai garda terdepan, tercepat, dan terdekat bagi seluruh lapisan masyarakat. Sehingga, tidak hanya upaya kuratif saja, fasilitas kesehatan juga turut melakukan edukasi serta upaya pencegahan dini pada berbagai penyakit khususnya kanker serviks sebagai salah satu penyakit yang menjadi keprhatinan seluruh dunia. Senin (25/9).

“Bagi peserta JKN aktif, wanita yang sudah menikah ataupun pernah menikah dengan rentang usia 30-50 tahun, terdapat indikasi medis atas kesehatan alat reproduksinya dapat dilakukan pelayanan IVA/Papsmear. Namun untuk tidak lupa untuk membawa surat pengantar pemeriksaan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) peserta terdaftar,” ucapnya.

Kembali menambahkan, bagi peserta yang sebelumnya sudah pernah melakukan pemeriksaan IVA/Papsmear dengan hasil negatif, dapat melakukan pemeriksaan kembali tiga tahun kemudian. Sedangkan bagi peserta yang memiliki hasil pemeriksaan IVA/Papsmear positif dapat melakukan pemeriksaan kembali satu tahun kemudian.

“Peserta yang melakukan IVA dan dinyatakan positif dapat dilakukan krioterapi di FKTP yang
 memiliki kompetensi melaksanakan krioterapi. Saat ini tersedia di Puskesmas Halmahera Kota Semarang,” tambahnya.

Adapun, untuk laboratorium yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Semarang untuk pemeriksaan skrining kanker serviks antara lain Laboratorium Sarana Medika, Laboratorium CITO Indraprasta, dr. Cipto dan Kabupaten Demak, Laboratorium Prodia, serta Laboratorium PA Satmoko.

Sementara itu, Koordinator Klinik Mitra Hidup Ceria, Pedurungan Semarang Tyas Kristiana dalam pelaksanaan program deteksi dini Kanker Serviks ini, BPJS Kesehatan Cabang Semarang terus berkoordinasi dengan FKTP untuk menyukseskan program promotif preventif, Kesenjangan sosial digadang-gadang sebagai salah satu faktor keengganan masyarakat khususnya Peserta JKN untuk mau melakukan skrining.

“kebanyakan masyarakat yang berada di pinggiran kota merasa takut, dengan berbagai macam pemeriksaan padahal usia-usia produktif antara 30-50 tahun sangatlah banyak. Hanya saja kami perlu mengedukasi secara ekstra agar masyarakat memahami pentingnya deteksi dini ini,” ucap Tyas.

Sejauh ini dokter di Klinik Mitra Hidup Ceria, akan melakukan sesi edukasi secara langsung bagi pasien-pasien yang berkunjung ke fasilitas kesehatan, juga pihaknya turus mengkampanyekan program ini melalui selebaran yang kami tempel ke klinik serta video edukasi yang dapat disimak saat mengantre.

“Menurut saya sangat keren, Program JKN ini telah memfasilitasi program deteksi dini, dan juga tidak terbatas pada IVA/Papsmear saja, ada skrining Riwayat Kesehatan juga setiap satu tahun sekali. Jadi peserta dapat mengetahui secara pasti keadaan tubuh dan tentunya gratis. BPJS Kesehatan telah memberikan fasilitas karenanya mari kita manfaatkan sebaik-baiknya,” tambahnya. ***

Pewarta : ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024