Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, dalam rangkaian Festival Literasi 2023 mengenalkan penggunaan bahasa isyarat pada masyarakat, terutama pada organisasi perangkat daerah dan anak-anak.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Kamis, mengatakan kegiatan ini penting dilakukan karena penggunaan bahasa isyarat kini penting digunakan di berbagai instansi seperti kepolisian maupun lembaga lainnya.
"Selain itu, penggunaan bahasa isyarat dapat ikut membantu dan memfasilitasi disabilitas khususnya tuna rungu," katanya.
Menurut dia, saat ini masyarakat yang menguasai bahasa isyarat masih relatif sedikit sehingga diharapkan perlu disosialisasikan pada masyarakat agar berminat belajar.
"Adanya festival ini sangat penting, apalagi ada penyandang tuna rungu mau belajar di tengah keterbatasan. Para guru sekolah luar biasa juga pasti sabar dalam mengajarkan disabilitas ini mengekspresikan dan menampilkan potensi yang ada di dirinya masing-masing," katanya.
Bunda Literasi Kota Pekalongan Inggit Soraya menyambut baik adanya kegiatan diskusi penggunaan bahasa isyarat dalam rangkaian kegiatan Festival Literasi 2023.
Pengenalan bahasa isyarat ini, kata dia, sebagai bentuk perhatian pemerintah pada disabilitas agar semakin banyak yang memahami dan bisa berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
"Ini salah satu rangkaian kegiatan di Festival Literasi 2023, dimana pemkot memberikan perhatian pada difabel supaya masyarakat bisa mengetahui bahasa isyarat sehingga mereka bisa berkomunikasi baik dengan para kalangan disabilitas," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan ajak masyarakat cegah pernikahan usia dini
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Kamis, mengatakan kegiatan ini penting dilakukan karena penggunaan bahasa isyarat kini penting digunakan di berbagai instansi seperti kepolisian maupun lembaga lainnya.
"Selain itu, penggunaan bahasa isyarat dapat ikut membantu dan memfasilitasi disabilitas khususnya tuna rungu," katanya.
Menurut dia, saat ini masyarakat yang menguasai bahasa isyarat masih relatif sedikit sehingga diharapkan perlu disosialisasikan pada masyarakat agar berminat belajar.
"Adanya festival ini sangat penting, apalagi ada penyandang tuna rungu mau belajar di tengah keterbatasan. Para guru sekolah luar biasa juga pasti sabar dalam mengajarkan disabilitas ini mengekspresikan dan menampilkan potensi yang ada di dirinya masing-masing," katanya.
Bunda Literasi Kota Pekalongan Inggit Soraya menyambut baik adanya kegiatan diskusi penggunaan bahasa isyarat dalam rangkaian kegiatan Festival Literasi 2023.
Pengenalan bahasa isyarat ini, kata dia, sebagai bentuk perhatian pemerintah pada disabilitas agar semakin banyak yang memahami dan bisa berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
"Ini salah satu rangkaian kegiatan di Festival Literasi 2023, dimana pemkot memberikan perhatian pada difabel supaya masyarakat bisa mengetahui bahasa isyarat sehingga mereka bisa berkomunikasi baik dengan para kalangan disabilitas," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan ajak masyarakat cegah pernikahan usia dini