Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan selang mobil pemadam kebakaran banyak yang bocor sehingga perlu penggantian untuk mengoptimalkan penanganan jika terjadinya kebakaran.
"Kemarin, Dinas Damkar (Pemadam Kebakaran) sudah kami minta penambahan selang karena bocor," kata Ita, sapaan akrabnya di Semarang, Jateng, Rabu.
Ita mengaku kebocoran itu diketahuinya ketika melakukan pantauan proses pemadaman kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang, Senin (18/9) lalu.
Kebocoran, kata dia, terjadi di beberapa titik mulai dari lokasi mobil hingga titik pemadaman sehingga membuat kebutuhan air menjadi lebih banyak.
"Saya melihat dari jam 4 sore (17.00 WIB) sampai jam 4 pagi (04.00 WIB) itu selangnya sampai ke sana air mancur ada berapa titik. Boros air. Ini mengakibatkan mobilisasi air tangki harus terus menerus," katanya.
Kebetulan, kata dia, Pemerintah Kota Semarang sudah mengajukan tanggap darurat bencana kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menuntaskan pendinginan TPA Jatibarang dengan "water bombing".
Dengan pengajuan tanggap darurat itu, ia mengatakan Dinas Damkar juga sekaligus mengajukan anggaran untuk penggantian selang air dan peralatan yang dibutuhkan, seperti radio handy talkie (HT)
"Sudah diajukan. Damkar sudah mengajukan memo untuk segera direalisasi. Kalau selang pakai 'e-catalog'. Sudah kami minta pengadaan selang di 10 mobil damkar. Sama tambah HT," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Damkar Kota Semarang Nurkholis mengakui memang ada sebagian mobil pemadam kebakaran yang selangnya bocor dan sudah diajukan pengadaan.
"Kami usulkan untuk penggantian. Yang bocor, ya, rata-rata. Hampir sebagian ya, sekitar 50 persen. Kami usulkan di BTT (belanja tidak terduga)," pungkasnya.
Kebakaran melanda kawasan TPA Jatibarang, Kota Semarang, pada Senin (18/9) siang dan baru memasuki proses pendinginan pada Selasa (19/9) lalu sekitar pukul 04.00 WIB.
Setidaknya ada luasan dua zona yang terbakar di TPA Jatibarang mencapai lima hektare. Masing-masing zona, satu yang merupakan bekas TPA sampah yang sudah tidak digunakan lagi dan zona bekas pabrik pupuk yang berada di bawahnya.
Baca juga: DLH Semarang monitoring kualitas udara pascakebakaran TPA Jatibarang
"Kemarin, Dinas Damkar (Pemadam Kebakaran) sudah kami minta penambahan selang karena bocor," kata Ita, sapaan akrabnya di Semarang, Jateng, Rabu.
Ita mengaku kebocoran itu diketahuinya ketika melakukan pantauan proses pemadaman kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang, Senin (18/9) lalu.
Kebocoran, kata dia, terjadi di beberapa titik mulai dari lokasi mobil hingga titik pemadaman sehingga membuat kebutuhan air menjadi lebih banyak.
"Saya melihat dari jam 4 sore (17.00 WIB) sampai jam 4 pagi (04.00 WIB) itu selangnya sampai ke sana air mancur ada berapa titik. Boros air. Ini mengakibatkan mobilisasi air tangki harus terus menerus," katanya.
Kebetulan, kata dia, Pemerintah Kota Semarang sudah mengajukan tanggap darurat bencana kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menuntaskan pendinginan TPA Jatibarang dengan "water bombing".
Dengan pengajuan tanggap darurat itu, ia mengatakan Dinas Damkar juga sekaligus mengajukan anggaran untuk penggantian selang air dan peralatan yang dibutuhkan, seperti radio handy talkie (HT)
"Sudah diajukan. Damkar sudah mengajukan memo untuk segera direalisasi. Kalau selang pakai 'e-catalog'. Sudah kami minta pengadaan selang di 10 mobil damkar. Sama tambah HT," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Damkar Kota Semarang Nurkholis mengakui memang ada sebagian mobil pemadam kebakaran yang selangnya bocor dan sudah diajukan pengadaan.
"Kami usulkan untuk penggantian. Yang bocor, ya, rata-rata. Hampir sebagian ya, sekitar 50 persen. Kami usulkan di BTT (belanja tidak terduga)," pungkasnya.
Kebakaran melanda kawasan TPA Jatibarang, Kota Semarang, pada Senin (18/9) siang dan baru memasuki proses pendinginan pada Selasa (19/9) lalu sekitar pukul 04.00 WIB.
Setidaknya ada luasan dua zona yang terbakar di TPA Jatibarang mencapai lima hektare. Masing-masing zona, satu yang merupakan bekas TPA sampah yang sudah tidak digunakan lagi dan zona bekas pabrik pupuk yang berada di bawahnya.
Baca juga: DLH Semarang monitoring kualitas udara pascakebakaran TPA Jatibarang