Semarang (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah merekomendasikan akselerasi operasi pasar sebagai salah satu rencana tindak lanjut untuk mengatasi kenaikan harga komoditas pangan strategis yakni beras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwi Saputra, dalam pernyataan di Semarang, Rabu, menyampaikan bahwa TPID Jateng telah melaksanakan High Level Meeting (HLM) menyikapi perkembangan harga beras di pasaran yang dihadiri sejumlah pihak termasuk Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Ia melanjutkan, telah teridentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras, yakni penurunan produksi beras karena terdampak El Nino, peningkatan permintaan beras, baik dari dalam maupun luar Jateng.
"Peningkatan komponen biaya produksi, dan jalur distribusi pemasaran beras yang belum efisien," katanya.
Rahmat menyebutkan bahwa inflasi gabungan kota di Jateng pada Agustus 2023 berada dalam rentang sasaran 3 plus minus 1 persen, namun sejak awal triwulan ketiga 2023 terjadi kenaikan komoditas pangan, terutama beras.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 15 September 2023, harga beras premium di Jateng mencapai Rp15.100 per kilogram, sedangkan harga beras medium mencapai Rp14.000 per kg.
Masing-masing mengalami peningkatan harga 12,27 persen dan 11,55 persen dari akhir 2022.
Menindaklanjuti perkembangan tersebut, kata dia, HLM TPID menghasilkan sejumlah rencana tindaklanjut yang memerlukan sinergi berbagai pihak, antara lain akselerasi operasi pasar, gerakan pangan murah (GPM), dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) komoditas beras.
Selain itu, kata Rahmat, Pj Gubernur Jateng juga memberikan arahan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk memanfaatkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dalam hal terjadi kondisi darurat.
Lalu, melakukan sidak gudang untuk memastikan tidak terjadi penimbunan beras, melakukan penanganan kekeringan, menyiapkan tim siaga bencana kebakaran lahan dan hutan, serta bersama-sama meningkatkan sinergi antar-instansi dalam pengendalian inflasi.
"Langkah-langkah ini diyakini dapat menjaga kecukupan stok beras dan stabilitas harga beras hingga akhir tahun," ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwi Saputra, dalam pernyataan di Semarang, Rabu, menyampaikan bahwa TPID Jateng telah melaksanakan High Level Meeting (HLM) menyikapi perkembangan harga beras di pasaran yang dihadiri sejumlah pihak termasuk Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Ia melanjutkan, telah teridentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras, yakni penurunan produksi beras karena terdampak El Nino, peningkatan permintaan beras, baik dari dalam maupun luar Jateng.
"Peningkatan komponen biaya produksi, dan jalur distribusi pemasaran beras yang belum efisien," katanya.
Rahmat menyebutkan bahwa inflasi gabungan kota di Jateng pada Agustus 2023 berada dalam rentang sasaran 3 plus minus 1 persen, namun sejak awal triwulan ketiga 2023 terjadi kenaikan komoditas pangan, terutama beras.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 15 September 2023, harga beras premium di Jateng mencapai Rp15.100 per kilogram, sedangkan harga beras medium mencapai Rp14.000 per kg.
Masing-masing mengalami peningkatan harga 12,27 persen dan 11,55 persen dari akhir 2022.
Menindaklanjuti perkembangan tersebut, kata dia, HLM TPID menghasilkan sejumlah rencana tindaklanjut yang memerlukan sinergi berbagai pihak, antara lain akselerasi operasi pasar, gerakan pangan murah (GPM), dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) komoditas beras.
Selain itu, kata Rahmat, Pj Gubernur Jateng juga memberikan arahan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk memanfaatkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dalam hal terjadi kondisi darurat.
Lalu, melakukan sidak gudang untuk memastikan tidak terjadi penimbunan beras, melakukan penanganan kekeringan, menyiapkan tim siaga bencana kebakaran lahan dan hutan, serta bersama-sama meningkatkan sinergi antar-instansi dalam pengendalian inflasi.
"Langkah-langkah ini diyakini dapat menjaga kecukupan stok beras dan stabilitas harga beras hingga akhir tahun," ujarnya.