Semarang (ANTARA) - Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Zainudin bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti serahkan santunan kematian dan manfaat beasiswa pendidikan sebesar Rp434 juta kepada ahli waris atau keluarga pegawai PPNPN (Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri) Biro Umum Kemendikbudristek di Kantor Kemendikbudristek Jakarta, Senin (18/9).
 
“Ahli waris mendapatkan jaminan sosial berupa santunan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) meninggal dunia, Jaminan Hari Tua (JHT) serta manfaat beasiswa pendidikan anak hingga sarjana. Ini tugas kami BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan keluarga dari peserta mendapatkan haknya,” jelas Zainudin.
 
Zainudin mengatakan santunan tersebut merupakan bukti hadirnya negara memberikan kepastian hak jaminan sosial kepada seluruh pekerja Indonesia, baik pekerja penerima upah maupun bukan penerima upah termasuk para pegawai non-ASN atau PPNPN.
 
Program jaminan sosial ketenagakerjaan, lanjutnya, perlu dioptimalkan bersama untuk memastikan seluruh guru, dosen, dan tenaga kependidikan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. 

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, masih banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta serta sekolah-sekolah belum mendaftarkan guru, dosen dan tenaga kependidikan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

Selanjutnya Suharti menyampaikan ucapan terima kasih atas santunan yang diserahkan kepada pegawai di lingkungan Kemendikbudristek.
 
Ua menyampaikan terima kasih kepada BPJS Ketenagakerjaan yang telah membantu seluruh administrasi, sehingga santunan bisa diberikan sesegera mungkin. 

"Semoga apa yang sudah ditinggalkan bisa membantu meringankan beban Bu Yana (ahli waris) utamanya untuk membesarkan anak anak, memastikan kedua buah hati ini melanjutkan pendidikan. Kami pastikan masa depan mereka tetap gemilang tanpa ada bapak di sisi mereka dan ini adalah salah satu bukti bahwa kita semua memang perlu memastikan semua staf kita terlindungi,” kata Suharti.
 
Suharti menegaskan pihaknya berkomitmen untuk mendaftarkan seluruh pegawai non ASN dan PPNPN di wilayah kerjanya ke dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
 
“Jadi pesan saya kepada semua nanti tolong koordinasi pada BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan jangan sampai ada karyawan atau pegawai Kemendikbudristek yang belum terlindungi dari semua hak-haknya. Pak Menteri juga sudah menerbitkan Surat Edaran. Saya juga sudah mengeluarkan Surat Edaran. Kita tidak hanya ingin pegawai yang ada di pusat saja yang mendapatkan perlindungan, tetapi juga mereka yang ada di daerah dan perguruan tinggi,” tambahnya.
 
Dirinya menyampaikan Kemendikbudristek secara terus-menerus bekerja sama memastikan guru dan tenaga kependidikan di daerah yang merupakan kewenangan Pemda juga dapat mendapatkan perlindungan, mulai dari Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun.
 
Zainudin juga mengapresiasi Kemendikbudristek yang telah menjalankan mandat dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Perlindungan Jamsostek dan mengajak seluruh pekerja dan pemberi kerja untuk memastikan dirinya terlindungi.
 
“Seperti kampanye kami “Kerja Keras Bebas Cemas”, kembali saya mengajak seluruh pekerja dan pemberi kerja untuk memastikan dirinya terlindungi program jaminan sosial ketenagakerjaan, karena dengan memiliki perlindungan, pekerja dapat bekerja dengan keras, dengan optimal, seluruh kecemasan kekhawatiran akan risiko bisa dialihkan kepada BPJS Ketenagakerjaan,” tutup Zainudin.

Noviana Kartika Setyaningtyas, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Majapahit menambahkan pihaknya juga masif melakukan sosialisasi pentingnya Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada para pekerja.

"Sosialisasi masif kami lakukan kepada pekerja penerima upah dan bukan penerima upah. Harapannya seluruh pekerja mendapatkan perlindungan saat terjadi risiko yang tidak diinginkan," kata Ovie, panggilan akbrab Noviana Kartika Setyaningtyas.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024