Kudus (ANTARA) - Enam mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) berhasil menciptakan media pembelajaran berupa angka braille dan operasi hitung puzzle (Abropez) untuk memudahkan penyandang tunanetra belajar matematika.

"Media pembelajaran abropez berupa kotak kayu yang di dalamnya terdapat puzzle angka braille dan operasi hitung matematika. Alat ini juga dilengkapi dengan ijiran matematika yang dapat memudahkan siswa tunanetra menyelesaikan hitungan," kata Alfina Noor Aini, salah seorang mahasiswa UMK yang ikut menciptakan media pembelajaran Abropez bersama lima mahasiswa lainnya di Kudus, Selasa.

Mahasiswa lain yang ikut dalam pembuatan media pembelajaran tersebut, yakni Richie Annisa Cikal, Khilda Evita Aisya, Aulia Nisa Cahya Ningrum, Sholikul Hadi, dan Nissaul Azizah.



Ia mengungkapkan, alat tersebut merupakan media pembelajaran dalam pengembangan kognitif anak didik berkebutuhan khusus. Abropez disesuaikan dengan cara anak didik memahami dan disesuaikan dengan kemampuan anak didik.

Media pembelajaran tersebut, imbuh dia, merupakan hasil samping olahan kayu yang ketika dibuka akan muncul kotak-kotak kayu kecil. Di atasnya terdapat kode angka braille dan tanda operasi hitung, seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian yang di sisi sebelahnya terdapat sempoa matematika.

"Abropez juga dilengkapi dengan buku pedoman untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa tunanetra di Kabupaten Kudus. Di dalam buku tersebut terdapat materi matematika operasi hitung, mulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, hingga pembagian," ujarnya.



Media pembelajaran tersebut juga bisa dipakai untuk siswa tunanetra mulai dari kelas I kelas VI yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 serta terdapat latihan soal.

Richie Annisa Cikal, yang juga ikut terlibat pembuatan abropez menambahkan keunggulan dari media pembelajaran tersebut, yakni memiliki dua fungsi, yakni sebagai konsep pengenalan angka braille dan sebagai media memudahkan siswa mengerjakan operasi hitung matematika yang dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa.

"Abropez juga menggabungkan angka braille dengan permainan puzzle. Siswa tunanetra dapat menyusun puzzle angka braille jika ingin belajar memahami angka," ujarnya.

Keunggulan lainnya, sambung Richie, melalui sentuhan dan pemahaman angka braille, siswa dapat dengan lebih mudah melakukan operasi hitung matematika. Selain itu, media pembelajaran tersebut juga dilengkapi dengan sempoa matematika yang memudahkan siswa menyelesaikan persoalan hitungan matematika.

Baca juga: UMK bentuk Satgas PPKS sebagai komitmen merdeka dari kekerasan seksual

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024