Semarang (ANTARA) - Sebanyak 500 ribu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baru  telah bergabung dalam platform Grab dan OVO, serta menciptakan 1 juta lapangan kerja baru.
Di Kota Semarang tercatat sebanyak 11.913 UMKM dalam data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah sehingga menjadikan Semarang menjadi kota kedua setelah kota Surakarta, yang memiliki jumlah UMKM terbanyak di provinsi setempat.
Di Solo sendiri, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Kota Surakarta mencatat sebanyak 11.157 UMKM beroperasi di Kota Solo pada 2022 dan angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 hanya terdapat 3.635 UMKM.
Sebagai bentuk apresiasi atas capaian dan kontribusi penting para pelaku UMKM tersebut, Grab dan OVO menggelar Hajatan UMKM 2023, dengan dukungan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Acara yang merupakan rangkaian kegiatan menuju peringatan Hari UMKM Nasional yang jatuh pada 12 Agustus nanti digelar di Fresh Market, Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (6/8).
Melalui Hajatan UMKM 2023, Grab memberikan kesempatan bagi puluhan pelaku UMKM dari berbagai kota, seperti Jabodetabek, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan untuk mempromosikan produk unggulan mereka. Selain bazar dan pameran produk unggulan UMKM, pengunjung Hajatan UMKM 2023 dihibur dengan pertunjukan seni, area permainan keluarga dan sesi olahraga bersama.
"Saya menyambut baik inisiatif Grab dan OVO yang terus mendukung dan memfasilitasi UMKM untuk melakukan transformasi digital. UMKM memiliki posisi dan peran strategis dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi PDB Indonesia sebesar 61 persen dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen,” kata Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki yang antusias mengikuti sesi makan kuliner khas Nusantara, bersama Mukbangers ternama dan tokoh publik di tengah-tengah acara.
Berdasarkan data Kemenkop UKM RI, ada sekitar 22 juta lebih UMKM yang sudah onboarding dan pada 2023 akan ditargetkan ada 24 juta UMKM yang masuk ekosistem digital.
Menanggapi capaian tersebut, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengatakan bahwa Grab dan OVO #PercayaUMKM Indonesia dan terus dukung pemerintah untuk capai target digitalisasi 30 juta UMKM pada 2024.
Berbagai inisiatif akan terus dilanjutkan untuk memfasilitasi UMKM dalam mengembangkan usaha, seperti program pelatihan digital di aplikasi GrabMerchant, dan portal informasi satu pintu melalui akun Instagram @GrabMerchantID.
Salah satu pelaku UMKM yang telah memperluas usaha dan membuka lapangan kerja baru setelah beralih ke digital adalah Ayam Bakar dan Soto Betawi Bu Titin.
Selain melayani orderan online, pelanggan yang datang langsung ke outlet juga makin dimudahkan, karena pembayarannya bisa pakai QRIS dan OVO. Sekarang, hampir 90 persen transaksi pembelian langsung sudah pakai digital,” ujar Titin Juherni dan Adi Nugraha pemilik Ayam Bakar dan Soto Betawi Bu Titin.
Tidak hanya pelaku UMKM di bidang kuliner, Grab dan OVO juga terus mendorong digitalisasi pedagang pasar.
"Ribuan pedagang pasar telah bergabung dengan Grab melalui GrabMart Pasar di 26 kota di seluruh Indonesia,” kata Neneng Goenadi.


Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024